PYONGYANG: Laporan itu, Senat Amerika Serikat yang mengatakan bahwa penyiksaan yang dilakukan CIA jauh lebih kejam dan brutal dibanding apa yang diperkirakan selama ini menjadi alasan empuk bagi sejumlah negara yang selama ini diserang soal hak asasi manusia oleh Amerika melakukan gempuran balik. Tak kurang Korea Utara mendesak PBB harus menanggapi laporan tersebut.
Korea Utara yang dikecam PBB atas catatan hak asasi manusianya, mendesak Dewan Keamanan PBB mengecam Amerika Serikat atas penggunaan metode-metode penyiksaan yang tidak manusiawi.
”Jangan membicarakan catatan hak asasi manusia Korut sementara menutup matanya pada pelanggaran oleh salah satu dari lima anggota tetapnya. Ini sikap menyedihkan,” kata seorang juru bicara kementerian luar negeri Korut Rabu (10/12/2014)
Selain penyiksaan yang tidak manusiawi oleh CIA, juru bicara itu menyebut pembunuhan-pembunuhan oleh polisi kulit putih terhadap para tersangka kulit hitam sebagai sebagai satu perbuatan tercela lainnya” pada catatan hak asasi manusia Amerika.
“Jika Dewan Keamanan ingin membicarakan masalah hak asasi manusia, badan itu harus mempersoalkan pelanggaran hak asasi manusia yang merajalela di AS,” katanya.
Seperti dibertitakan Senat Amerika menyimpulkan tindakan CIA dalam mengintrogasi terduga teroris pasca serangan 11 September sangat tidak manusiawi. Bahkan sangat brutal. (BACA: SENAT AKUI CIA SANGAT BRUTAL)
China pun menggunakan kesempatan ini untuk menyerang balik dengan mendesak Amerika Serikat untuk mengoreksi diri sendiri. “China adalah negara yang selalu menolak penyiksaan. Kami berpendapat bahwa Amerika Serikat harus berkaca pada situasi ini, mengoreksi diri sendiri, dan kemudian menghormati sekaligus mematuhi konvensi internasional terkait,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri TIongkok, Hong Lei, kepada sejumlah wartawan.
China sendiri seringkali dituduh oleh kelompok pembela hak asasi manusia sebagai negara yang menggunakan teknik penyiksaan. Pemerintah China pada masa lalu sudah mengakui telah menerapkan teknik penyiksaan dan mengaku berkomitmen tidak akan menggunakannya lagi. (REY)
Sumber: KCNA/Want China Times