Site icon

Iran Akhirnya Akui Serang ISIS di Irak

iran f-4e
F-4E Phantom Iran

LONDON: Iran akhirnya secara resmi mengakui bahwa Angkatan Udaranya telah melakukan serangan ke beberapa target ISIS di Irak. Serangan itu juga tidak dilakukan dengan koordinasi kepada Amerika Serikat sebagai pemimpin koalisi yang menyerang ISIS.

Seperti diberitakan surat kabar Inggris, Guardian, Sabtu (06/12/2014) Menteri Luar Negeri Ebrahim Rahimpour mengatakan serangan-serangan itu tidak dikoordinasikan dengan Amerika Serikat, yang juga melancarkan serangan udara terhadap kelompok garis keras yang menguasai daerah-daerah Irak utara dan barat itu.

Tujuan serangan-serangan itu adalah “mempertahankan kepentingan-kepentingan sahabat-sahabat kami di Irak”, kata surat kabar itu mengutip pernyataan Rahimpour dalam satu wawancara di London.

“Kami tidak melakukan koordinasi dengan Amerika Serikat. Kami berkoordinasi hanya dengan pemerintah Irak,” katanya ” Pada umumnya, setiap operasi militer untuk membantu pemerintah Irak sesuai dengan permintaan-permintaan mereka.” Pernyataan-pernyataan Rahimpour itu adalah yang pertama dari seorang pejabat Iran yang mengonfirmasikan peran Iran dalam serangan-serangan udara di Provinsi Diyala Irak, yang berbatasan dengan Iran akhir November. Pada Rabu seorang pejabat Iran membantah bahwa Iran telah melakukan serangan-serangan seperti itu.

Diyala adalah provinsi yang dihuni etnik campuran , di mana tentara Irak, yang didukung pasukan peshmrga Kurdi dan milisi Syiah mengusir kelompok ISIS dari beberapa kota dan desa bulan lalu.

Perdana Menteri Irak Haider al-Abadi, Rabu mengatakan ia tidak tahu mengenai serangan-serangan udara Iran. Pada Sabtu, Menteri Keuangan Hooshiyar Zebari mengemukakan pada satu konferensi keamanan di Bahrain:”Tidak 100 persen dikonfirmasikan.” Peran Iran pertama disorot dalam satu gambar yang dibuat stasiun televisi Al Jazeera, yang menunjukkan satu pesawat F-4 Phantom menyerang posisi-posisi ISIS di Diyala. Para pakar pertahanan mengatakan Iran dan Turki adalah dua negara kawasan itu yang mengoperasikan F-4, dan Turki enggan menyerang ISIS secara militer. (REY)

 

Exit mobile version