A400M adalah salah satu contoh dari keinginan Turki untuk terlibat dalam proyek-proyek pertahanan Eropa, menteri pertahanan negara itu mencatat pada Konferensi Keamanan Berlin. Sumber: Airbus
Keinginan Turki untuk mendorong hubungan yang lebih kuat dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) justru frustrasi karena keengganan Uni Eropa (UE) untuk sepenuhnya melibatkan negara tersebut.
Menteri pertahanan Turki Ismet Yilmaz menyatakan pada 13th annual Berlin Security Conference (BSC) di Jerman, mengatakan bahwa negara telah membuktikan komitmennya untuk bekerja sama dengan Eropa melalui keanggotaannya di NATO dan lembaga pemerintah dan militer lainnya, tapi itu tidak pernah mendapat balasan yang setimpal.
“Turki selalu mendukung kemitraan dan hubungan Uni Eropa / NATO. Turki telah secara aktif mendukung pengembangan Kebijakan Umum Keamanan & Pertahanan Uni Eropa dari awal, baik sebagai negara kandidat dan sebagai sekutu NATO, dan Turki telah mengambil bagian dalam semua operasi ketika diundang Eropa. Turki juga telah menunjukkan kesediaannya dan tekad untuk mendukung inisiatif Uni Eropa dalam mengembangkan kemampuan pertahanan, termasuk pembentukan Badan pertahanan Eropa [EDA] pada tahun 2010, “katanya.
“Namun, Uni Eropa belum cukup bekerja untuk lebih dekat kerjasama dengan Turki, dan kondisi [kerjasama] dokumen belum sepenuhnya diimplementasikan – Turki belum diundang untuk terlibat dalam persiapan dan pelaksanaan pertahanan kerjasama Uni Eropa yang Turki telah memberikan kontribusi. ”
Yilmaz mencatat, dengan Eropa dan NATO menghadapi tantangan keamanan global yang semakin kompleks saat bergulat dengan menyusut anggaran pertahanan, maka penting untuk melakukan kerjasama multinasional sehingga memberikan keamanan yang efektif.
Sumber: IHS Jane