
Pertemuan menteri pertahanan India dan Prancis belum membawa kejelasan soal nasib pengadaan 126 jet tempur Dassault Rafale. Hanya diputuskan India akan mempercepat finalisasi kontrak senilai US $ 12 miliar tersebut. Seorang pejabat militer India mengatakan hal itu diambil setelah ada pertemuan antara Menteri Pertahanan India Manohar Parrikar dan Menteri Pertahanan Prancis Jean-Yves Le Drian di New Delhi, Senin 1 Desember 2014 malam.
Departemen Pertahanan India menolak untuk memberikan rincian tentang bagaimana kedua belah pihak akan menyelesaikan perbedaan yang mengakibatkan kontrak yang sudah disepakati 3 tahun lalu itu berhenti.. Hany disebutkan kedua menteri pertahanan sepakat bahwa semua masalah akan diselesaikan pada akhir tahun ini sehingga kesepakatan dapat diselesaikan pada akhir tahun buku yang berakhir 31 Maret.

Isu penting yang perlu diselesaikan adalah desakan oleh Hindustan Aeronautics Limited (HAL) untuk memberikan jaminan pada jadwal pengiriman Rafales yang akan lisensi diproduksi di HAL. Masalah lainnya berkaitan dengan menurunkan biaya buatan India Rafales.
Seorang pejabat Kementerian Pertahanan mengatakan kedua belah pihak membahas apa mata uang akan digunakan untuk membeli 18 pesawat dibangun oleh Dassault di Perancis, dan bagaimana HAL dapat dilindungi terhadap fluktuasi mata uang. Rincian tidak diketahui, tetapi kedua menteri pertahanan sepakat untuk mengakomodasi satu sama lain untuk menurunkan biaya pesawat buatan India.
Dalam kesepakatan disebutkan 18 pesawat akan dibeli di fly-by-wire kondisi dan sisanya 108 akan dibangun oleh HAL dengan lisensi produksi. Kontrak negosiasi antara HAL India dan Dassault dari Perancis telah berlangsung sejak 2012, setelah Rafale terpilih sebagai pemenang dengan Eurofighter Typhoon sebagai cadangan. Namun, puluhan pertemuan antara India dan Perancis telah gagal untuk menutup kesepakatan karena Perancis telah menolak untuk memberikan jaminan pada jadwal pengiriman aicraft yang akan diproduksi di India
Sumber: Defense News
Comments are closed.