India ke Rusia: Kami Tak Bisa Menunggu Lagi Soal Jet Siluman
T-50

India ke Rusia: Kami Tak Bisa Menunggu Lagi Soal Jet Siluman

putin t-50
Vladimir Putin berjalan dengan latar belakang T-50

Menjelang kunjungan Presiden Vladimir Putin ke New Delhi awal Desember 2014 ini, India mengingatkan kepada Rusia untuk datang dengan rencana yang signifkan dan substansial tentang untuk mempercepat pengiriman pesawat siluman generasi kelima yang menjadi proyek kedua negara. India, mengaku tidak bisa menunggu lebih lama lagi kedatangan pesawat tersebut.

India tetap pada rencana sekarang untuk melantik para jet T-50 hanya 94 bulan – paling cepat – setelah kedua negara menandatangani rancangan akhir dan kontrak R & D, yang dengan sendirinya telah tertunda selama dua tahun sekarang ini.

“Rusia kini telah diberitahu bahwa India tidak bisa menunggu selama satu dekade untuk mendapatkan FGFA (fifth-generation fighter aircraft). Jadwal pengiriman harus dipersingkat. IAF tidak bisa menunggu FGFA sampai 2024-2025. Rusia mungkin akan merespon selama kunjungan Putin,” demikian ujar sumber kementerian pertahanan India Senin 24 November 2014.

Seperti dilaporkan sebelumnya India sudah kesal dengan Rusia karena tidak memberi akses teknologi penuh bagi India dalam proyek FGFA meskipun keduanya adalah mitra sejajar dalam pendaaan. Kontrak desain akhir, yang belum menandatangani setelah hilang batas waktu pertengahan 2012, memutuskan kedua negara chipping dengan US$5,5 miliar untuk merancang, membangun infrastruktur-up, pengembangan prototipe dan pengujian penerbangan.

Dengan rencana mendapatkan 127 kursi tunggal FGFA IAF menginginkan biaya tambahan, India akan menghabiskan sekitar US$ 25 miliar keseluruhan proyek. India juga telah menghabiskan US$295 juta  setelah tinta kontrak desain awal dengan Rusia pada bulan Desember 2010.

India “perspektif multirole fighter” harus didasarkan pada dalam pengembangan Rusia FGFA disebut PAK-FA atau Sukhoi T-50, yang melakukan penerbangan uji pertama pada Januari 2010, tetapi akan tweak untuk kebutuhan IAF.

Sesuai rencana awal, ilmuwan dan ahli India juga akan berbasis di Rusia, fasilitas Ozar Hindustan Aeronautics di Nashik adalah untuk mendapatkan tiga prototipe FGFA pada tahun 2014, 2017 dan 2019 guna uji terbang oleh pilot IAF. Produksi diperkirakan sekitar 2022. Semua jadwal ini, tentu saja, telah kacau dengan kontrak desain final belum selesai.

Dengan rencana membentuk 34 skuadron tempur siluman, tentu keterlambatan ini akan menjadi alarm berbahaya bagi pertahanan udara India. Karena pesawat yang ada sudah harus diganti. (Baca: INDIA KIAN GALAU DENGAN PROGRAM JET SILUMAN)

India seperti tidak ada selesainya dalam penundaan pengadaan pesawat tempur. Pesawat buatan dalam negeri, Tejas  yang pertama kali disetujui pada tahun 1983, baru akan mendapatkan izin operasional pertengahan 2015. Dan IAF baru akan benar-benar mendapatkan skuadron pesawat itu paling cepat 2022. (Baca: INDIA KIAN GALAU DENGAN PROGRAM JET SILUMAN)

Negosiasi senilai hampir US$20 miliar untuk  proyek MMRCA (medium multirole combat aircraft) untuk 126 pejuang Rafale, juga terjebak dengan sikap Prancis  yang belum deal soal transfer teknologi bagi 108 jet yang akan diproduksi di India.

 

Times of India