Inggris kembali membahas soal peninjauan ekspor senjata ke Israel. Pembahasan ini adalah yang kedua setelah beberapa waktu lalu negara tersebut memutuskan untuk menangguhkan izin ekspor atas 12 senjata ke negara Yahudi tersebut.
Pembahasan kedua mengenai izin ekspor senjata ke Israel untuk menjamin peralatan itu tidak digunakan bagi hal melanggar hukum internasional. Pemerintah melakukan peninjauan sejak Agustus untuk menanggapi sengketa negara Yahudi itu dengan Hamas di Jalur Gaza dan mengatakan akan menangguhkan 12 izin mengekspor barang militer ke Israel jika permusuhan dimulai kembali.
Pemerintah mengatakan Senin 24 November 2014 pihaknya sedang melakukan peninjauan lain sehari setelah pasukan Israel menembak mati seorang warga Palestina di Jalur Gaza dekat perbatasan dengan Israel, pertama kejadian seperti itu sejak perang 50 hari berakhir Agustus.
“Untuk menjamin informasi baru itu dapat dipertanggung jawabkan dan sehubungan dengan fakta bahwa satu gencatan senjata telah diberlakukan selama lebih dari dua pekan, para menteri memutuskan awal bulan ini untuk melakukan satu peninjauan lebih jauh,” kata juru bicara pemerintah dalam satu pernyataan.
Peninjauan awal Agustus telah menemukan bahwa “mayoritas besar” ekspor senjata yang diizinkan untuk Israel bukan barang-barang yang digunakan oleh pasukan Israel di Gaza, tambahnya.
Satu laporan oleh komite parlemen Inggris Juli menemukan kontrak-kontrak yang disetujui parlemen bagi ekspor barang-barang militer kepada Israel senilai lebih dari 12,3 miliar dolar AS, termasuk kontrak pemasokan komponen pesawat nirawak dan suku cadang rudal.
Kelompok lobi “Campaign Against Arms Trade” menyiarkan satu analisa data pemerintah Senin yang menunjukkan Inggris menyetujui izin penjualan peralatan militer kepada Israel senilai tujuh juta pound dalam enam bulan sampai pada perang di Gaza itu. Pemerintah mengatakan pihaknya tidak mempersoalkan angka itu.
Sumber: reuters
