Inggris, Jerman, Italia dan Spanyol akhirnya sepakat untuk mengumpulkan dana hingga US$ 1,2 miliar untuk melengkapi Eurofighter Typhoon dengan radar active electronically scanned array (AESA). Dengan demikian Typhoon akan segera menyusul pesawat generasi keempat lainnya di Eropa yang hampir semuanya sudah memasang radar canggih ini.
Kontrak kesepakatan empat negara tersebut dikonfirmasi setelah pertemuan para menteri pertahanan empat negara dan pejabat senior di Edinburgh, Skotlandia Rabu 19 November 2014. Edinburg merupakan basis perusahaan radar Selex ES yang terkenal dengan produk Captor E-Scan.
Typhoon akan menjadi yang terakhir jet tempur utama di Eropa yang akan menyandang teknologi ini. Upaya ini juga dilakukan untuk menjaga jalur produksi pesawat ini hingga 2018 agar mendapat pasar.
Sebuah pesawat uji dilengkapi dengan radar AESA dijadwalkan bisa terbang pada kuartal kedua 2015. Demikian disampaikan BAE Systems Kamis 20 November 2014.
Kontrak ini merupakan yang terbaru setelah sebelumnya BAE Sytem juga mendapat kontrak untuk bisa mengintegrasikan Typhoon dengan rudal pesawat paling disegani saat ini yakni Strom Shadow. Rudal jelajah pesawat tersebut sejauh ini baru bisa kompatibel dengan Tornado GR4.
Pengembangan apa yang disebut Radar 1+ telah berlangsung selama beberapa tahun, dengan banyak pekerjaan bankrolled oleh industri. Kesepakatan itu bernilai US $571 juta ke BAE sistem yang akan memimpin integrator. Dana lain digunakan untuk Airbus Defence dan Space serta Finmeccanica, dua perusahaan pertahanan yang juga terlibat dalam proyek ini.
“Kontrak yang ditandatangani hari ini meliputi pengembangan kemampuan radar-E Scan serta integrasi ke dalam sistem senjata Eurofighter. Dana ini dibagi di Eurofighter dan Euroradar konsorsium dan rantai pasokan mereka masing-masing, sesuai dengan keterlibatan berbagi pekerjaan mereka. Angka rinci tidak bisa kami sampaikan karena alasan kerahasiaan, “kata juru bicara Eurofighter.
Selain dari empat mitra inti Eurofighter, Typhoon dioperasikan oleh Austria dan Arab Saudi dan telah dibeli oleh Oman. Pelanggan potensial lain yang saat ini juga mempertimbangkan untuk membeli adalah Bahrain, Qatar, Malaysia, Indonesia dan Kuwait.
Menteri Pengadaan Inggris Philip Dunne mengatakan kontrak menandai tonggak utama dalam pengembangan Typhoon. “Perkembangan radar AESA ini merupakan langkah yang signifikan dalam memberikan teknologi yang akan memastikan Royal Air Force bisa melakukan berbagai tugas sesuai tuntutan zaman,” kata Dunne.
Sumber: Defense News
Comments are closed.