Untuk kali pertama dalam sejarah Mesir melancarkan serangan udara menggunakan pesawat tanpa awak atau drone. Alat perang ini digerakkan untuk apa yang disebut Mesir sebagai pembersihan gerilyawan garis keras di Semenanjung Sinai, wilayah bergolak yang berbatasan dengan Jalur Gaza, Palestina.
Serangan drone itu dilancarkan di dua kota di utara Sinai, yaitu Rafah dan Sheikh Zuweid, dan merupakan pertama kali penggunaan drone, media pemerintah, Al Ahram, melaporkan, Ahad.
Tujuh serangan dilancarkan di kantong-kantong gerilyawan bersenjata di bagian selatan Kota Shaiekh Zuweid, katanya. Tidak disebutkan jumlah pasti korban jiwa dalam serangan drone tersebut, namun mengatakan korban cukub banyak di pihak gerilyawan.
Juru Bicara Angkatan Bersenjata Mesir, Kolonel Mohamed Sameer, mengungkapkan operasi militer yang dilancarkan dalam dua hari terakhir pada Jumat 14 November dan Sabtu 15 November 2014 menewaskan 10 gerilyawan dan 54 orang lainnya ditangkap.
Disebutkan, selain di Semenanjung Sinai, pasukan militer juga melancarkan pencarian terhadap gerilyawan antipemerintah di beberapa provinsi lain seperti di Dakhalia, Ismailiyah dan Terusan Suez.
Meningkatnya ketegangan di Semenanjung Sinai memaksa Mesir untuk memberlakukan keadaan darurat selama tiga bulan di wilayah bergolak tersebut menyusul pembunuhan 30 tentara dalam satu serangan di pos pemeriksaan bulan silam.
Serangan terbaru gerilyawan di Sinai terjadi pada Kamis 13 November yang menewaskan lima personel wajib militer. Sementara itu, kondisi keamanan di seatero Mesir dalam siaga tinggi untuk mengantisipasi ancaman serangan bom dan tembakan oleh gerilyawan. Mesir selama ini memang telah mengembangkan teknologi drone salah satunya adalah ASN-209 yang diproduksi dengan paten dari China
Sumber: Kantor Berita MENA.