
India sepertinya sudah benar-benar putus asa dengan pengembangan pesawat generasi kelima bersama Rusia. Negara ini menyatakan tidak akan melanjutkan program tersebut sampai Moskow bersedia menyampaikan detil soal sharing biaya dan teknologi.
India dan Rusia sebenarnya sudah di ambang kesepakatan manufaktur pertahanan terbesar untuk mengembangkan dan memproduksi pesawat tempur generasi kelima (FGFA). Tahap penelitian dan pengembangan (R & D) telah menyedot anggaran sebesar US$ 11 juta. Dari jumlah itu India membayar setengahnya. Kesepakatan itu akan diikuti kerjasama dengan potensi anggaran sebesar US$30 miliar untuk membuat sekitar 200 pesawat siluman untuk Angkatan Udara India. Namun negosiasi untuk tahapan ini telah berlangsung empat tahun sejak diumumkan dan belum juga menemukan titik temu. India sangat kesulitan untuk mendapatkan informasi tentang isu-isu teknologi termasuk transfer teknologi, sejauh mana peran New Delhi dalam pengembangan dan biaya riil per satu unit pesawat.
Sumber penting di India menyebut Rusia tidak menanggapi permintaan penjelasan dari India. Hingga satu-satunya harapan adalah penyelesaian secara politik yang akan dibahas dalam kunjungan Presiden Rusia Vladimir Putin di New Delhi Desember 2014 nanti.
New Delhi mengatakan karena membayar 50 persen dari biaya, maka negara tersebut juga harus melakukan setengah pekerjaan di FGFA. Saat ini, sektor publik Pertahanan Kementerian milik melakukan Hindustan Aeronautics Limited (HAL) – di bawah proposal hanya diberi 13 persen dari pekerjaan.
India juga telah meminta Rusia untuk menyampaikan biaya tentatif setiap unit pesawat. Sejak enam prototipe terbang, ini tidak akan menjadi masalah. Namun sejauh ini, belum ada jawaban, kata sebuah sumber. Hak kekayaan intelektual dari pesawat akan dipegang oleh Rusia, yang sejauh ini menolak untuk menyesuaikan potongan HAL tanpa sertifikasi. Artinya jika India harus kembali menggunakan teknolgi mreka harus mendapat persetujuan dari Moskow.
Sumber: The Tribun
Comments are closed