
Sejumlah personel pasukan paling elite di dunia SAS Inggris diberangkatkan ke Timur Tengah untuk melakukan operasi rahasia memburu John, mantan penyanyi Inggris yang menjadi anggota ISIS dan memenggal kepala Alan Hening, warga Inggris yang disandera kelompok tersebut. Pasukan ini juga berusaha membebaskan sandera yang masih tersisa.
Informasi yang bocor di media menyebutkan pasukan ini berangkat dengan menyamar. Mereka tidak menggunakan pakaian militer tetapi berpakaian sipil dan penerbangan komersial. Sesampai di Timur Tengah, tim masuk ke Suriah secara diam-diam dan menempatkan posisi mereka di sebuah gurun terpencil di Suriah. (Baca: Buru John, SAS Gelar Operasi Khusus di Suriah)

Di gurun terpencil Suriah tersebut pasukan SAS kini melakukan latihan akhir untuk serangan dan menggunakan senjata yang paling canggih yang mereka miliki.
Pasukan ini juga didukung tim dari 264 (SAS) Signal Squadron yang dilengkapi dengan satelit mobile.
Menggunakan peralatan ini, informasi terbaru tentang keberadaan John dan para sandera yang tersisa disampaikan ke garis depan dan kembali ke markas operasional SAS di Inggris.

Pasukan SAS juga didukung oleh sekitar 17 orang di dalam sebuah pesawat mata-mata Inggris ‘Rivet Joint’. Mereka merekam percakapan antara anggota ISIS dari ribuan kaki di atas medan perang. Penyadapan ini diberikan ke penerjemah yang bekerja dengan SAS dan dikirim kembali ke GCHQ, markas komunikasi rahasia Pemerintah.
Semua informasi itu kemudian dianalisa oleh Perdana Menteri dengan ahli militer. Jika kemudian didapat kesimpulan operasi bisa dilaksanakan maka Perdana Menteri tidak perlu menunggu persetujuan parlemen dan bisa langsung memerintahkan eksekusi operasi
Sumber: Daily Mail