Site icon

Partai Republik Menang, Kabar Gembira untuk  A-10, Mimpi Buruk untuk F-35

A-10 Warthog kembali ke medan Perang Afghanistan

CF-03 berhenti sebelum melepaskan kawat. (US Navy photo by MC1 Brett Cote)

Salah satu konsekuensi dari kemenangan Partai Republik dalam pemilu paruh waktu minggu pertama November 2014 ini salah satunya adalah angin segar bagi pesawat legendaries  A-10  Thunderbolt. Karena selama ini sejumlah anggota Kongres dari partai ini berjuang keras agar pesawat itu tidak segera dipensiun. Di satu sisi jelas ini menjadi kabar buruk bagi Siluman F-35 karena akan menghadapi berbagai masalah baru.

“Dengan situasi sekarang ini  Kongres tidak akan menyetujui  pension A-10 dalam waktu dekat  bahkan beberapa tahun dari sekarang,” kata Benjamin Friedman, seorang peneliti dalam studi pertahanan dan keamanan dalam negeri  yang berbasis di Washington Cato Institute seperti dikutip International Business Times, Sabtu 8 November 2014 . ” A-10 selalu memiliki peran penting di Angkatan Udara, yang difokuskan pada pengeboman strategis dan pesawat tempur yang mampu memberi dukungan jarak dekat.””

Warthog, julukan pesawat ini juga sangat disukai oleh personel Angkatan Darat. Wajar, kehadiran pesawat yang mampu terbang rendah akan sangat membantu gerak maju mereka sekaligus member rasa aman bagi pasukan darat.

A-10 rencananya akan dipensiun oleh Angkatan Udara pada tahun 2015, tetapi lobi kuat yang dipimpin oleh Senator John McCain dari Arizona dan Kelly Ayotte dari New Hampshire  berhasil memperpanjang usia pesawat ini beberapa tahun ke depan. Pesawat sejak saat itu telah dikerahkan ke Timur Tengah, di mana kemampuan serangan darat  akan memberikan kekuatan tersendiri. Selama ini serangan dengan pesawat tempur dari ketinggian ribuan kaki kerap mendapat berbagai tantangan seperti kepastian target dan salah sasaran.

Senat Demokrat yang selama ini memimpin memilih memperpanjang masa pakainya. Dan sekarang dengan kemenangan Republik akan sangat mungkin   untuk memperpanjang jauh lebih lama lagi. Dan iu  menimbulkan masalah logistik serius bagi F-35.

Masalahnya datang dalam dua bagian. Kemenangan Partai Republik mengambil McCain ke pucuk pimpinan Senat Komite Angkatan Bersenjata, yang memegang kekuasaan yang cukup besar pada semua hal militer. Selain menjadi salah satu pendukung terkemuka untuk A-10 dia juga banyak menentang proyek-proyek militer besar yang dianggap pemborosan. Salah satunya tentu saja F-35 yang merupakan proyek senjata termahal dalam sejarah Pentagon. Bayangkan saja proyek ini akan menelan biaya lebih dari $ 1 triliun hingga akhir masa pakainya pada 2055.  Sudah pasti McCain akan meneliti dan mengevaluasi proyek-proyek mahal tersebut ketika dia memegang tampuk piminan.

Tapi mungkin yang lebih krusial untuk Angkatan Udara adalah semakin lama A-10 tetap dalam pelayanan tentu semakin membayakan rencana pengiriman   F-35 sesuai rencana. Letjen Christopher C. Bogdan, eksekutif program F-35 mengatakan rencananya untuk operasional F-35 akan menarik 800 awak yang bekerja pada A-10 dari total yang akan dibentuk sekitar 1.100 secara total. Rencana itu kini berantakan.

“Saya sangat khawatir dengan janji saya  untuk [Angkatan Udara]  memberi mereka F-35 sesuai rencana pada 1 Agustus 2016. Aku mungkin tidak bisa memberi mereka,” kata Bogdan wartawan Oktober 30, sebelum kemenangan Partai Republik.

Sumber: International Business Times

Exit mobile version