Koalisi Gempur Pertemuan Pimpinan ISIS di Mosul
U.S. Sailors inspect aircraft before launching them from the flight deck of the aircraft carrier USS George H.W. Bush (CVN 77) in the Persian Gulf Oct. 2, 2014, as the ship supports operations in Iraq and Syria. President Barack Obama authorized humanitarian aid deliveries to Iraq as well as targeted airstrikes to protect U.S. personnel from extremists known as the Islamic State in Iraq and the Levant. U.S. Central Command directed the operations. (U.S. Navy photo by Mass Communication Specialist 3rd Class Joshua Card/Released)

Koalisi Gempur Pertemuan Pimpinan ISIS di Mosul

F-15E Strike Eagle melakukan pengisian bahan bakar dari  KC-135 Stratotanker  di atas Irak Utara setelah melakukan serangan di Suriah (U.S. Air Force photo by Senior Airman Matthew Bruch)
F-15E Strike Eagle melakukan pengisian bahan bakar dari KC-135 Stratotanker di atas Irak Utara setelah melakukan serangan di Suriah (U.S. Air Force photo by Senior Airman Matthew Bruch)

Pasukan koalisi tengah memburu pemimpin ISIS di wilayah dekat Mosul Irak. Jet-jet tempur pun menggempur daerah yang berada di utara Baghdad itersebut.

Serangan-serangan yang dilakukan Sabtu 8 November 2014 itu menghancurkan satu konvoi 10 kendaraan truk IS bersenjata Jumat malam, menargetkan. Namun tidak terkonfirmasi apakah para pimpinan ISIS tewas. Komando Pusat AS (CENTCOM) menyebut para pemimpin kelompok garis keras itu pada saat itu tengah mengadakan pertemuan di Mosul.

“Kita tidak bisa memastikan apakah pemimpin ISIS Abu Bakr al-Baghdadi di antara mereka itu,” kata CENTCOM dalam sebuah pernyataan, menggunakan akronim lain dimana kelompok itu dikenal, selain juga ISIL.

“Penyerangan ini menunjukkan tekanan kita terus kita tempatkan pada jaringan ISIS dan kebebasan semakin terbatas kelompok itu untuk bermanuver, berkomunikasi dan memberikan perintah.” Serangan-serangan itu terjadi saat Presiden AS Barack Obama mengumumkan rencana untuk mengirim 1.500 tentara tambahan ke Irak untuk membantu pasukan pemerintah Baghdad melakukan penyerangan kembali kepada pejuang ekstremis, kira-kira dua kali lipat jumlah tentara AS di negara itu.

Untuk mendanai upaya perang yang makin berkembang, Obama berencana untuk meminta 5,6 miliar dolar AS dari Kongres, termasuk 1,6 miliar dolar untuk melatih dan mempersenjatai pasukan Irak, kata pejaba itu.

Langkah ini menandai komitmen AS memperdalam perang terbuka terhadap kelompok ISIS, tiga bulan sejak pesawat Amerika melancarkan serangan udara terhadap para garis keras Sunni itu.

Hal ini juga memperluas pelatihan AS dan misi menasihati ke daerah-daerah baru seperti Irak dan pasukan utama Kurdi diri untuk merebut kembali tanah yang hilang dirampas kelompok ISIS, termasuk di Provinsi Anbar yang berfluktuasi di barat di mana tentara Irak telah mundur.

Obama telah menolak membantu pasukan AS di Irak pada awal masa jabatannya, bersumpah untuk mengakhiri kehadiran Amerika yang dimulai dengan invasi 2003 dan dilanjutkan sebagai pendudukan sampai 2011.

Pejuang ISIS menguasai sebentar bendungan Mosul pada Agustus tetapi pasukan Kurdi dan militer Irak – didukung oleh serangan udara AS – berhasil merebut kembali struktur tersebut akhir bulan itu.

Bendungan besar di Irak utara adalah bagian penting dari infrastruktur dan IS telah berulang kali untuk mencoba merebut kembali. Bendungan itu adalah terbesar di negara tersebut dan jika hancur atau dibongkar, itu bisa melepaskan banjir besar dari kota Mosul sampai Baghdad.

Sumber: The Guardian