Obama Surati Khamenei, Menyerah Soal ISIS?
Ayatollah Khamenei

Obama Surati Khamenei, Menyerah Soal ISIS?

obamaAdalah sangat jarang Amerika Serikat mau membuka komunikasi dulu dengan Iran. Negara yang pernah disebut Amerika masuk dalam poros Setan bersama Korea Utara. Tetapi kali ini Presiden AS Barack Obama kembali bersedia mengirim surat kepada Pemimpin Spiritual Iran Ayatollah Ali Khamenei untuk menyampaikan apa yang disebut dengan “kepentingan bersama” guna memerangi ISIS di Irak dan Suriah.

Wall Street Journal, Kamis 6 November 2014 yang mengutip orang yang mengetahui mengenai komunikasi rahasia tersebut, mengatakan surat itu dikirim ke negara Persia tersebut pada Oktober. Di dalam surat itu, Presiden AS tersebut menyampaikan kemungkinan kerja sama dalam memerangi kelompok fanatik itu bagi dicapainya kesepakatan menyeluruh mengenai program nuklir kontroversial Iran.

Di dalam surat tersebut, Obama menekankan setiap kerja sama mengenai ISISadalah kontingan sangat besar mengenai Iran untuk mencapai kesepakatan menyeluruh dengan negara besar global tentang masa depan program nuklir Teheran sampai tenggat diplomatik 24 November”, kata surat kabar itu.

Menteri luar negeri dari Amerika Serikat, Uni Eropa dan Iran dijadwalkan bertemu di Muscat, Ibu Kota Oman, pada 9-10 November. Iran dan kelompok yang disebut P5+1 –Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Rusia dan Tiongkok ditambah Jerman– dijadwalkan melanjutkan pembicaraan pada 18 November di Ibu Kota Austria, Wina, untuk mendorong kesepakatan terakhir.

AS memutuskan hubungan dilomatik dengan Iran pada April 1980, setelah krisis sandera 1979 di kedutaan besar Amerika di Teheran, Ibu Kota Iran, tapi Obama telah mengirim sedikitnya empat surat kepada Khamenei sejak ia memangku jabatan pada Januari 2009, kata surat kabar tersebut.

Juru Bicara Gedung Putih Josh Earnest menolak untuk memberi komentar, dan mengatakan, “Saya tidak berada pada posisi untuk membahas koresponden pribadi antara presiden dan pemimpin mana pun di dunia.” “Amerika Serikat takkan bekerjasama secara militer dengan Iran dalam upaya itu,” ia mengulangi sikap Washington mengenai perang yang berlangsung melawan Negara Islam. “Kami takkan berbagi informasi intelijen dengan mereka.”