Indonesia melalui PT Pindad dan Belgia melalui CMI Defence mengembangkan kendaraan baja Badak (6×6) untuk memenuhi potensi masa depan kebutuhan operasional Angkatan Darat Indonesia. Kendaraan ini melakukan debut pada Indo-Defence 2014 5-8 November 2014
Badak memiliki desain baru dengan semua lambung menggunakan baja monocoque yang sebelumnya digunakan pada Anoa (6×6). Kendaraan lapis baja pengangkut personel (APC), yang telah diproduksi lebih dari 100 untuk militer Indonesia.
Perbedaan tata letak dengan Anoa, adalah power pack terletak kiri depan dan pengemudi duduk di depan di sisi kanan. Sisa lambung digunakan untuk menginstal menara.
Powerpack ini terdiri dari mesin 340hp diesel digabungkan dengan transmisi otomatis, memberikan kecepatan maksimal 90km / jam. Baju besi baja hull memberikan perlindungan sampai dengan STANAG 4569 Level 3, yakni aman dari serangan senapan 12,7 mm.
Kendaraan ini dilengkapi dengan suspensi double wishbone untuk menyediakan untuk peningkatan mobilitas dan peningkatan stabilitas ketika terlibat target. Senjata disediakan oleh CMI dengan menggunakan CSE 90LP dua orang menara, yang telah diproduksi dalam jumlah besar dan dapat dilengkapi dengan berbagai jenis sistem pengendalian senjata.
Kendaraan ini dipersenjatai dengan CMI Defence 90mm, yang dapat menembakkan berbagai amunisi. Selain itu, ada sebuah senapan mesin 7.62mm co-axial, dengan senapan l 7.62mm lain di sisi kiri atap menara untuk pertahanan udara. Belum cukup Badak juga membawa peluncur granat 76mm.
Menara memiliki kemampuan bertahan terhadap STANAG 4569 Level 1, namun dapat ditingkatkan menjadi Level 4 jika dibutuhkan oleh pelanggan.