
Rusia menyebut saat ini China sedang mempersiapkan dua tes anti-satelit dengan teknologi laser baru. Hal ini akan menjadi kewaspadaan baru bagi banyak negara karena bisa jadi uji coba tersebut akan menjadikan badai sampah ruang angkasa yang mengancam banyak wahana seperti yang pernah terjadi.
Konstantin Sivkov, Wakil Kepala Deputy Academy of Geopolitical Problems yang berbasis di Moskow kpada Voice of Rusia Kamis 6 November 2014 mengatakan beberapa latihan terhadap sejumlah objek telah dilakukan oleh Tentara Pembebasan Rakyat China dengan menggunakan senjata laser baru mereka. Terakhir China sukses melakukan uji tembak laser terhadap drone tetapi dalam ketinggian rendah. (Baca: CHINA SUKSES UJI SENJATA LASER PENEMBAK DRONE)
Sivkov juga mengatakan, kemampuan China untuk menghancurkan satelit memang menjadi penting ketika konflik dengan Amerika benar-benar pecah. China akan mampu melumpuhkan Amerika dengan menghancurkan satelit negara tersebut yang banyak terserak di luar angkasa.
Seperti dilaporkan Defense News, setelah China menguji senjata anti-satelit untuk pertama kalinya pada tahun 2007, satelit AS telah beberapa kali terganggu senjata laser China yang beberapa kali menyentuh orbit mereka.
Sebuah sumber dari pemerintah AS mengatakan kepada Defense News bahwa Washington memutuskan untuk tetap diam mengenai peristiwa-peristiwa karena Beijing adalah mitra perdagangan penting. Pada saat yang sama, AS membutuhkan China untuk mencari solusi damai di semenanjung Korea.
Menyadari bahwa laser yang mampu menghancurkan setiap sistem senjata canggih, termasuk kapal induk, China telah menginvestasikan sejumlah besar dalam pengembangan persenjataan tersebut sejak 1960.
Dua tes pertama anti-satelit China dilakukan pada 2007 dan 2010, melibatkan SC-19 (varian rudal balistik DF-21). Hanya pada 2007 rudal benar -benar menghancurkan sebuah platform berbasis ruang angkasa. Sebuah satelit milik China yang sudah tidak berfungsi mampu dihancurkan. Akibatnya China diprotes karena memunculkan badai puing-puing satelit yang membahayakan satelit negara lain.
Sumber: Want China Times
Comments are closed.