Advanced Technology Demonstrator-X (ATD – X), sebuah jet tempur siluman, yang sudah dalam proses pembuatan selama empat tahun diharapkan akan melesat ke udara pada Januari 2015 nanti. Ini adalah sebuam momentum besar bagi Jepang karena setelah Perang Dunia II berakhir, pesawat ini akan menjadi yang pertama dari pesawat buatan Jepang sendiri akan kembali ke langit.
Mitsubishi Heavy Industries Jepang saat ini tengah melakukan uji darat akhir dari prototipe pesawat tempur juga disebut sebagai ‘Shinshin’. Pesawat ini rencananya akan diserahkan ke Kementerian Pertahanan Jepang pada bulan April tahun depan.
Pemerintah diharapkan untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk memverifikasi kemampuan jet sebelum memutuskan produksi pesawat pada 2018.
Pesawat ini menjadi produk pertama Jepang yang lepas dari Amerika. Meski begitu handal pada Perang Dunia II dengan pesawat buatannya, negara ini telah dipaksa Amerika melakukan perjanjian pengembangan bersama dengan AS pada tahun 1987. Pesawat F-2 Jepang harus menggunakan mesin Amerika.
Shinshin disebut-sebut menjadi penerus jet tempur F-2, dan IHI, kontraktor pertahanan dalam konsorsium, telah menghasilkan mesin seberat 640kg dengan kapasitas dorong hingga 5 ton.
Namun, alasan utama untuk mengembangkan jet dalam negeri ini bukan semata-mata untuk mengembalikan kebanggaan nasional. Tetapi tidak lepas untuk mengimbangi tetangga mereka, China. Cina saat ini memiliki sekitar 670 jet tempur, sementara Jepang hanya 260.
“Mengingat ancaman yang ditimbulkan oleh China, Jepang akan dapat meningkatkan kemampuan pertahanannya ke tingkat yang lebih tinggi dengan mengembangkan teknologi sendiri, bukan oleh tergantung sepenuhnya pada AS untuk pengembangan jet tempur,” kata seorang pejabat senior di Lembaga Penelitian dan Pengembangan Departemen Pertahanan Jepang seperti dikutip International Business Times, Senin 3 November 2014.
Menurut pejabat tentara Jepang, keuntungan dari jet tempur dalam negeri adalah bahwa memungkinkan negara untuk “memodifikasi jet tempur secara fleksibel sesuai dengan perubahan lingkungan keamanan.” Menurut laporan Jepang akan harus tetap menyisihkan lebih dari 1 triliun yen ($ 9060000000) dari anggaran pertahanan dari 5 triliun yen untuk mengembangkan jet tempur ini.
Sumber: International Business Times