
Singapura menempatkan sistem pengawasan baru yang disebut Sistem Aerostat di atas wilayah negara tersebut. Sistem yang akan mulai aktif pada awal 2015 itu akan digunakan untuk meningkatkan pengawasan perbatasan mereka.
Dilaporkan Channel NewsAsia mengutip Menteri Pertahanan Ng Eng Hen disebutkan sistem tersebut menggunakan balon yang ditambatkan menggunakan radar tingkat rendah untuk mendeteksi ancaman sejauh 200 km. Sistem ini akan melengkapi rangkaian radar Angkatan Udara negara-kota itu dan radar berbasis darat untuk melakukan pemeriksaan udara dan kelautan lebih komprehensif.
Ng mengatakan dalam upacara penghargaan Hari Produktivitas dan Inovasi dalam Upaya Harian (PRIDE) bahwa hal itu dilakukan karena Singapura telah melihat peningkatan jumlah bangunan bertingkat tinggi dalam beberapa tahun terakhir, dan sistem radar berbasis darat dapat “hanya beroperasi di atas bangunan bertingkat tinggi saja.” Ia juga menambahkan bahwa sistem akan menghemat Angkatan Bersenjata Singapura hingga 30 juta dolar Singapura (24 juta dolar AS) dalam biaya operasional setiap tahun.
Sistem, yang membutuhkan delapan anggota awak darat untuk beroperasinya, dapat ditempatkan di ketinggian 600 meter, dan akan ada langkah-langkah untuk memastikan Aerostat tidak akan mengganggu pesawat terbang, kata laporan Selasa 28 Oktober 2014.
“Bagi pulau-negara kecil seperti Singapura, pengawasan dan peringatan dini untuk memberikan waktu reaksi yang cukup guna merespon akan selalu menjadi sebuah tantangan, tetapi Aerostat akan meningkatkan kemampuan pengawasan kami secara signifikan,” kata Ng.