Site icon

Rusia Susupkan Banyak Intelijen di Ceko, Ada Apa?

Entah dalam maksud apa Rusia menempatkan intelijen mereka begitu banyak di Ceko pada 2013 lalu. Hal itu terungkap dalam laporan dinas rahasia negara anggota NATO itu dalam laporan tahunan yang disiarkan Senin 27 Oktober 2014.

Peningkatan dalam aksi mata-mata yang dilaporkan itu muncul ketika hubungan antara Rusia dan Barat telah memburuk, berkulminasi dalam krisis Ukraina yang mulai terjadi setahun lalu dengan demontrasi di jalan-jalan raya terhadap Presiden Viktor Yanukovich yang pro Rusia.

Para pemerhati intelijen Ceko telah lama memperingatkan tentang aktivitas intelijen Rusia di negara Eropa tengah itu, anggota Uni Eropa, yang populer bagi warga Rusia yang sering bepergian dan membeli properti di negara itu.

Dinas Informasi Keamanan (BIS) menyatakan mata-mata Rusia dan China di Republik Ceko bekerja sebagian besar menggunakan politisi atau wartawan untuk memperluas pengaruh mereka dan mengamankan kepentingan ekonomi negara-negara itu.

“Kedutaan Rusia dan China mempekerjakan personel intelijen dengan perlindungan diplomatik. Pada 2013, jumlah personel itu di kedutaan Rusia sangat banyak,” demikian laporan BIS.

Personel intelijen lainnya pergi ke Republik Ceko secara individu sebagai turis, pakar, akademisi atau pengusaha. “Dinas intelijen Rusia berusaha menggunakan baik terbuka atau tertutup pengaruh politik, media dan kemasyarakatan mempromosikan kepentingan ekonomi Rusia di Republik Ceko,” kata laporan itu.

Aktivitas intelijen Rusia sebelumnya naik tajam pada 2007 ketika Republik Ceko dan Amerika Serikat mengadakan negosiasi tentang pembangunan satu radar pertahanan peluru kendali di negara itu. Rencana tersebut akhirnya dibatalkan oleh pemerintahan Presiden Barack Obama setelah parlemen Ceko juga menentangnya.

Pemerintah Ceko yang beraliran tengah-kiri telah mengambil pendekatan hati-hati sementara hubungan antara negara-negara Barat dan Rusia telah memburuk tahun ini gara-gara peran Moskow dalam krisis Ukraina.

Sejumlah pejabat Ceko telah berbicara menentang sanksi yang diberlakukan Brussel walaupun pemerintah mendukung aksi Uni Eropa itu. Rusia telah membalas dengan melarang impor makanan dari Eropa.

Penggulingan Yanukovich pada Februari mendorong Moskow untuk mencaplok seminanjung Krimea dan mendukung pemeberontakan separatis di bagian timur Ukraina. Dalam krisis itu, lebih 3.700 orang tewas.

Exit mobile version