Menteri Keuangan Estonia Juergen Ligi mengumumkan pengunduran dirinya setelah membuat kehebohan melalui komentarnya di situs jejaring sosial Facebook yang dinilai menghina menteri pendidikan, Minggu 25 Agustus 2014.
Ligi yang berasal dari Partai Reformasi menyebut Menteri Pendidikan Jevgeni Ossinovski dari Partai Sosial Demokrat sebagai seorang anak imigran partai merah muda, pada akun Facebooknya Kamis lalu.
Ossinovski, 28, adalah satu-satunya anggota kabinet negara tersebut yang berasal dari etnis Rusia.
Ligi, 55, menyiarkan komentar tersebut setelah sebuah debat “panas” dengan Ossinovski di televisi yang membicarakan mengenai anggaran.
Dalam debat tersebut, terlihat bahwa Ligi menyalahkan 50 tahun kekuasaan Soviet atas Estonia, dimana hal ini dinilai menjadi penyebab keterpurukan ekonomi negara tersebut saat ini.
Namun, Ligi tetap bersikeras bahwa komentar tersebut terkait dengan masalah lain, setelah meminta maaf atas komentar “pedas”nya di Facebook yang memicu banyak kritik dan menimbulkan ketegangan pada koalisi.
Dalam konferensi pers, Ligi mengatakan bahwa dirinya telah ditekan untuk mundur dari jabatan Menteri Keuangan “Karena Estonia lebih penting bagisaya daripada jabatan Menteri,” ujar Ligi, Minggu.
Perdana Menteri Estonia Taavi Roivas menerima pengunduran diri tersebut dan memuji kontribusi Ligi semasa menjabat sebagai menteri keuangan, terutama terkait krisis ekonomi yang telah lama berlangsung.
Ligi adalah menteri Estonia pertama yang mengundurkan diri karena komentar yang dibuat pada media sosial.
Namun, komentar yang menghebohkan itu bukanlah hal yang baru bagi veteran politisi ini, dimana pada waktu lalu dirinya telah membuat beberapa pernyataan kontroversial terkait politisi perempuan yang disiarkan langsung pada televisi.nyak 50 petempur ISIS tewas dalam pertempuran baru yang meledak di Kobane Minggu 26 Oktober 2014. Banyak petempur ISIS tewas dan cedera selama bentrokan yang berkecamuk di dekat lokasi Pasal Al-Hal di sebelah timurlaut Ayn Al-Arab, yang juga dikenal dengan nama Kobane, kata stasiun TV pan-Arab, Al-Mayadeen, dengan mengutip beberapa sumber Kurdi dari kota tersebut. Menurut laporan tersebut, petempur ISID terus menyerang kota itu dengan bom mortir, saat gerilyawan Kurdi dari Unit Perlindungan Rakyat (YPG) dan kelompok Kurdi lain yang berafiliasi pada faksi itu terus bergerak maju di ujung timur kota tersebut. Ditambahkannya, petempur ISIS melancarkan peledakan di bagian timur Ayn Al-Arab dengan menggunakan kendaraan yang dipasangi peledak, tapi kelompok fanatik tersebut tak memberi perincian lebih jauh. Sementara itu, kelompok oposisi Suriah –Observatorium Suriah bagi Hak Asasi Manusia, kelompok pemantau yang berpangkalan mengatakan lebih dari 800 petempur dan warga sipil tewas selama pertempuran di Ayn Al-Arab, nama lain Kobane. IS melancarkan serangan besarnya terhadap Ayn Al-Arab, yang berbatasan dengan Turki, pada 15 September dalam upaya merebut kota tersebut, untuk memungkinkannya menghubungkan Ibu Kota Provinsi Ar-Raqqa, yang diproklamasikan secara sepihak–dengan Ayn Al-Arab dan membentangkannya wilayahnya ke daerah yang berbatasan dengan Turki. .