Amerika Serikat dan sekutunya telah melakukan hampir   6,600 sorti penerbangan dalam perang udara terhadap kelompok ISIS dan menjatuhkan lebih dari 1.700 bom.  Komando Sentral AS membeberkan perhitungan tersebut dalam satu bulan setelah operasi yang disebut dengan Operation Inherent Resolve tersebut

“Pesawat koalisi telah menargetkan militan Negara Islam dengan lebih dari 1.700 bom dan rudal sejak 8 Agustus di Irak dan Suriah, “ Komando Pusat mengatakan dalam sebuah pernyataan Jumat 24 Oktober 2014.

Washington sering menekankan bahwa koalisi sangat aktif dalam melakukan serangan. Tetapi tidak bisa dipungkiri mayoritas serangan tetap dilakukan pesawat AS.

“Dari 632 serangan bom, anggota koalisi non-US termasuk empat negara Arab hanya melakukan  79 dari serangan, “kata Komando Pusat.

Di Irak, pesawat dari Australia, Belgia, Inggris, dan Belanda telah mengambil bagian dalam serangan bersama dengan Amerika Serikat.  Dan di Suriah, Amerika telah bergabung dengan pesawat tempur dari Bahrain, Yordania, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab, katanya.

Pernyataan Komando Pusat tidak mengutip Qatar sebagai melakukan serangan udara, namun para pejabat mengatakan negara itu telah “mendukung” operasi dengan bantuan lainnya.

Pesawat tempur Amerika terbang misi pengeboman telah memasukkan drone Reaper, F-15, F-16, F / A-18 dan F-22, pembom B-1B,     Harrier dan AC-130   yang dimodifikasi pesawat kargo dilengkapi dengan senjata yang kuat. Selain itu, AH-64 Apache helikopter serang telah melakukan setidaknya dua serangan di Suriah.

Pengaruh kampanye udara terbuka tetap menjadi subyek perdebatan, dengan Gedung Putih mengatakan para militan telah rusak oleh pemogokan dan kritikus menilai sebaliknya. Fakta di lapangan ISIS masih terus merajalela dan tidak bisa dihentikan pergerakannya.

Sumber: financialexpress.com