Korea Ancam Pindahkan Upgrade KF-16 dari BAE ke Lockheed

Korea Ancam Pindahkan Upgrade KF-16 dari BAE ke Lockheed

RoKAF_KF-16C_-_mian

Korea Selatan mengancam untuk membatalkan perjanjian dengan BAE Systems untuk meng-upgrade armada KF-16 mereka dan membuka jendela kesempatan bagi pesaing Lockheed Martin untuk merebut kembali dominasinya di pasar menggiurkan upgrade F-16.

Defense Acquisition Program Administration (DAPA) Korea Selatan sebelumnya telah memilih     anak perusahaan Amerika Utara BAE Systems ‘pada bulan Desember 2012 sebagai integrator utama untuk mengupgrade  perangkat lunak dan perangkat keras  134 jet tempur KF-16 mereka.  Ini merupakan pertama kalinya setiap perusahaan telah mengalahkan Lockheed, produsen asli dari F-16, untuk upgrade jet tersebut.

BAE dan Lockheed telah membangun paket upgrade yang mereka di sekitar avionik baru, termasuk radar active electronically scanned array   (AESA) . Paket Lockheed menggunakan radar buatan    Northrop Grumman, sementara BAE menggunakan  radar tempur Raytheon. BAE memperkirakan di seluruh dunia F-16 pasar upgrade bisa bernilai sebanyak $ 10 miliar selama dekade berikutnya, dengan perkiraan 1.000 sampai 1.300 jet akan masuk ke mereka.

Masalahnya, sekarang ini  pemerintah AS dan BAE Systems meminta dana tambahan untuk program tersebut. “Pemerintah AS meminta sekitar $ 470.000.000, dan BAE Systems ingin $ 280 juta,” kata juru bicara DAPA Baek Yoon-hyung pada 16 Oktober. Jumlah yang sudah dibayar sendiri sudah mencapai  $ 1600000000 sudah dibayar. Pemerintah AS mengutip “manajemen risiko” untuk biaya tambahan,   sementara BAE Systems penambahan dana karena penundaan program hingga satu tahun. “Kami telah melakukan pembicaraan dengan pihak AS atas permintaan uang tambahan sejak Agustus,” katanya. “Menurut kami AS meminta terlalu banyak.”

Jika kedua belah pihak gagal menjembatani perbedaan, maka scenario terburuk adalah membatalkan kontrak tersebut dan memilih unuk kembali ke Lockheed Martin yang merupakan produsen asli pesawat ini.

Juru bicara BAE Neil Franz mengakui bahwa perbedaan pendapat baru-baru ini muncul antara Angkatan Udara AS dan Republik Korea tentang harga keseluruhan dari program. “Kami berharap perbedaan itu bisa segera dicarikan solusinya,” katanya.

Melihat situasi ini Lockheed pun bergerak agresif. Kabarnya perusahaan ini telah mengajukan proposal penawaran kepada Korea.

Salah satu sumber menyebutkan  Lockheed mendorong proposal  dengan mencantumkan janji tentang program selanjtnya yakni pengembangan jet tempur dalam negeri mereka KF-X. Seperti diketahui ketika Korea Selatan setuju untuk membeli  40 F-35A dari Lockheed pada bulan September, bagian dari paket   yang diinginkan Korea Selatan adalah dukungan teknik untuk program pengembangan pesawat tempur masa depan yang  KF-X. Berdasarkan rencana itu, Korea akan memproduksi setidaknya 120 jet  bermesin ganda pada tahun 2025 untuk menggantikan armada yang penuaan F-4 dan F-5.

Korea  menginginkan  dukungan sekitar   800 orang ahli dari Lockheed   di bawah kesepakatan itu, kata sumber itu. Namun Lockheed hanya menjanjikan 300 orang. Nah sekarang mereka berani menaikkan menjadi 400 orang asal Korea mengalihkan upgrade KF-16 mereka ke Lockheed.

Sumber: Defense News