Inggris Selasa menyatakan mengizinkan pesawat nirawak bersenjata dan tak bersenjata terbang untuk pengintaian di Suriah “sangat segera” guna mengumpulkan sandi tentang pejuang Negara Islam (IS).
Michael Fallon, menteri pertahanan, menyatakan pesawat nirawak Reaper dan Rivet Joint akan terbang di Suriah sebagai bagian dari upaya melindungi keamanan negara Inggris dari ancaman teroris asal sana.
Tapi, dalam pernyataan tertulis kepada parlemen, ia menekankan bahwa Reapers tidak akan diizinkan menggunakan senjata di Suriah, yang ia katakan membutuhkan “izin lebih lanjut”. Wanita juru bicara kementerian pertahanan tidak menjelaskan apakah itu berarti persetujuan menteri atau suara parlemen.
Fallon pada pekan lalu mengumumkan bahwa Inggris mengerahkan pesawat nirawak bersenjata Reaper ke Timur Tengah untuk melakukan serangan udara terhadap Negara Islam di Irak.
Parlemen menyetujui serangan udara terhadap IS di Irak pada September, sesudah ada permintaan dari pemerintah Irak, tapi Inggris tidak melakukan serangan udara di Suriah. Sebelumnya, Inggris menyatakan serangan seperti itu memerlukan persetujuan parlemen.
Inggris segera mengerahkan pesawat nirawak, yang ditempatkannya di Afghanistan, untuk melawan IS di Irak, kata Menteri Luar Negeri Philip Hammond kepada parlemen pada pekan lalu.
Pesawat Reaper, yang dikendalikan dari jarak jauh, akan mendukung pengamatan, pengintaian serta sandi bagi pasukan Irak serta sekutu, yang ikut dalam penyerangan terhadap kelompok IS di Irak utara.
Pesawat nirawak itu juga akan meluncurkan bom dan peluru kendali.
Itu menjadi kali pertama Inggris mengerahkan Reaper di luar Afghanistan.
Inggris menarik seluruh pasukan tempurnya pada tahun ini dari negara tersebut.
Inggris sebelumnya mengerahkan jet tempur Tornado, yang melancarkan pemboman terhadap IS di Irak.
Reaper, buatan Amerika Serikat, biasa dipersenjatai dua bom Paveway, yang dikendalikan laser, serta empat peluru kendali Hellfire untuk melakukan serangan dengan ketepatan tinggi.
Kementerian Pertahanan juga mengatakan sekelompok kecil infantri Inggris telah sepekan melatih pasukan Kurdi, yang berperang dengan gerilyawan garis keras itu, dalam menggunakan senjata mesin, yang diberikan Inggris pada September.