Raksasa Prancis Juga Ingin Rebut Kapal Selam Australia

Raksasa Prancis Juga Ingin Rebut Kapal Selam Australia

Kapal Selam Collins-class Australia yang harus diganti
Kapal Selam Collins-class Australia yang harus diganti

Setelah Jerman, perusahaan raksasa pertahanan Prancis, Thales juga ingin berebut pasar kapal selam Australia. Perusahaan ini berencana mengikuti tender lelang untuk mengganti armada laut dan kapal selam Australia yang sudah tua setelah Menteri Pertahanan Australia, David Johnston, mengadakan pembicaraan di Jepang.
Australia sedang mencari pengganti armada kapal laut bermesin diesel dan kapal selam bertenaga listrik yang sudah digunakan sejak 1990-an namun mereka belum memastikan apakah akan membuat kapal sendiri atau membeli dari pemasok armada tempur internasional.
Pimpinan eksekutif Thales, Jean-Bernard Levy, mengatakan perusahaannya akan bekerja dengan kontraktor angkatan laut Perancis DCNS untuk membuat desain penawaran jika program tender senilai miliaran dolar Australia tersebut telah dibuka.
“Kami sangat tertarik dengan apa yang Thales lakukan untuk Australia dari segi kapal laut dan kapal selam,” Levy kepada The Australian Financial Review Jumat 17 Oktober 2014.
“Jika ada persaingan secara internasional untuk menggantikan Collins-class (kapal selam Australia), maka Thales akan bekerja sama dengan DCNS,” tambah Levy.
“Kami memahami bahwa ini masih dalam tahap awal dan pihak Australia masih akan mempertimbangkan pendekatan kami tetapi kami akan membuat keputusan yang tepat kapan akan mengajukan proposal,” tambah Levy.
Levy tidak memberikan rincian tentang produk yang akan ditawarkan tapi Thales dikabarkan akan mengajukan kapal selam bertenaga nuklir model terbaru untuk Angkatan Laut Australia.
Johnston mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa ia telah meminta rekannya di Jepang, Akinori Eto, untuk membuka kemungkinan kerjasama dalam Program Kapal Selam Masa Depan.
Media setempat melaporkan bahwa perusahaan pertahanan Eropa lainnya, termasuk Saab Swedia dan TKMS Jerman, telah menyatakan minatnya untuk bersaing dalam proses tender itu. Sebelum pemerintah konservatif terpilih pada tahun lalu, Australia mengatakan akan membuat 12 kapal laut baru di Australia bagian Selatan dengan mengadaptasi teknologi Jepang.
Namun laporan pada bulan September 2014 mengatakan pemerintah justru mempertimbangkan untuk membeli kapal selam “Soryu-Class” dari Jepang seharga sekitar 25 miliar dolar Australia, jauh lebih murah dibandingkan membuat kapal sendiri yang menghabiskan dana 50 sampai 80 milyar dolar Australia.
Serikat pekerja mengaku cemas jika kesepakatan dengan perusahaan internasional akan merugikan industri pembuatan kapal angkatan laut di Australia. Financial Review mengatakan tawaran Perancis bisa dimanfaatkan untuk membuka kemungkinan bekerja sama dengan perusahaan pembuat kapal angkatan laut milik pemerintah (ASC), di Australia Selatan.