China masih harus bekerja keras jika ingin mampu menghadapi Jepang, Korea Selatan dan Taiwan. Salah satunya negara ini setidaknya harus memiliki sedikitnya 1.200 jet tempur generasi keempat. Hal ini karena ketiga negara yang menjadi rivalnya tersebut hampir dipastikan akan mendapatkan pesawat tempur canggih dari Amerika.
Menurut Analisis Militer Rusia yang berbasis di Moskow yang dikutip sebuah surat kabar berbahasa Rusia, Taiwan di bawah kepemimpinan Ma Ying-jeou belum menyerah niatnya membeli jet tempur canggih dari Amerika Serikat seperti F-16C / D dan bahkan F-35. Jepang dan Korea Selatan, dua sekutu utama Amerika di kawasan itu, juga meningkatkan angkatan udara mereka juga dengan memperkenalkan jet buatan Amerika yang baru.
China mempercepat pengembangan generasi kelima pesawat tempur siluman yang seperti J-20 dan J-31. Bagaimanapun, negara ini masih belum mampu merancang mesin dalam negeri untuk pesawat. Sampai itu terjadi, Tentara Pembebasan Rakyat harus bergantung pada J-10 dan J-10B untuk menghadapi angkatan udara Taiwan, Korea Selatan dan Jepang dalam hal konflik.
Awalnya, J-10 dirancang untuk bersaing melawan jet tempur PerancisRafale, dan buatan Eropa, Typhoon serta MiG-29K Rusia. Dilengkapi dengan mesin AL-31 dari Rusia, tekanan dari J-10 lebih kuat daripada buatan Amerika F-16C dan Typhoon, namun, radius tempur J-10 hanya 800 kilometer, yang merupakan kelemahan utama jika dibandingkan dengan di AS dan rekan-rekan Eropa.
Dilengkapi dengan active electronically scanned array radar system J-10B dikembangkan oleh Chengdu Aircraft Industry Group sebagai versi upgrade dari J-10. Perusahaan itu mengatakan telah memutuskan untuk memproduksi setidaknya 1.200 J-10 dalam 10 tahun ke depan. Di bawah koordinasi pesawat peringatan dini seperti KJ-2000 dan ZDK-03, J-10B bisa menjadi ancaman yang sangat mematikan bagi negara yang menggunakan pesawat tempur buatan Amerika.
Sumber: Want China Time
Comments are closed