Amerika tetap mendominasi jumlah serangan terhadap basisi ISIS baik di Irak maupun Suriah. Karena dari sekitar 2.000 serangan yang dilakukan, negara-negara Arab dan sekutu lain hanya mengambil peran 10%. Sisanya dilakukan oleh Amerika.
Pesawat-pesawat tempur AS melakukan 1.768 serangan udara sejak 8 Agustus, sementara pesawat koalisi lainnya melakukan sekitar 195 serangan udara pada ISIS. Tetapi para pejabat Pentagon menegaskan peran bagi mitra-mitra Arab dan Eropa mungkin akan meningkat.
Negara-negara Arab yang terlibat dalam operasi di Suriah adalah Bahrain, Jordania, Qatar, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab enggan mengungkapkan rincian mengenai patisipasi mereka dalam serangan-serangan udara itu. Tetapi bagi Washington dan Barat, kehadiran negara-negara Arab merupakan satu simbolisme penting dalam perang terhadap kelompok garis keras ISIS.Prancis, Belgia, Inggris, Denmark,Belanda dan Australia juga mengerahkan pesawat bagi usaha operasi di Irak, kendatipun kehadiran mereka sejauh ini berskala kecil.
Angka-angka lain yang disiarkan oleh para pejabat Komando Sentral AS menunjukkqn skala meningkat dari serangan udara yang dimulai 8 Agustus di Irak dan diperluas ke Suriah pada 23 September. Pesawat-pesawat AS dan koalisi telah melakukan 4.800 penerbangan dalam perang udara termasuk lebih dari 1.600 pengisian bahan bakar, 700 penerbangan pengintaan serta misi pemboman, kata sorang pejabat pertahanan, yang tidak beredia namanya disebutkan kepada AFP.
Sumber: Ria Novosti
Comments are closed.