Sedikitnya empat pesawat tanpa awak mulai Senin 6 Oktober 2014 merapat ke Ukraina. Mereka akan membantu Organisasi Keamanan dan Kerjasama Eropa (OSCE) memantau pelaksanaan gencatan senjata selama satu bulan di wilayah timur separatis.
Juru bicara OSCE Michael Bociurkiw mengatakan empat pesawat tanpa awak akan dikerahkan di sepanjang perbatasan Ukraina dengan Rusia dan di zona perang sebagai bagian dari perjanjian damai yang disepakati oleh Moskow dan Kiev pada tanggal 5 September 2014.
Dia mengatakan drone tersebut masih dalam proses kepabeanan dan hanya bisa digunakan setelah diperkuat oleh tim ahli sipil yang mengendalikannya dari darat.
Menteri Pertahanan Prancis Jean-Yves Le Drian mengatakan, Minggu (5/10), bahwa Prancis dan Jerman juga berniat untuk mengirimkan drone ke Ukraina dalam beberapa hari mendatang. Bociurkiw mengatakan saat ini masih belum jelas apakah kendaraan pengintai tanpa awak tersebut akan menjadi bagian dari misi OSCE atau akan terbang secara terpisah.”Negosiasi sedang berlangsung pada tingkat yang sangat tinggi,” katanya.
Dia menambahkan OSCE juga bermaksud melipatgandakan kapasitas pantauan misi di timur Ukraina dari 80 menjadi 160 personil. Kemudian seluruh tim yang berada di bekas negara Uni Soviet tersebut juga akan bertambah jumlahnya dari 250 menjadi 500 staf. “Kami akan tetap menjalankan misi sipil tanpa senjata,” kata Bociurkiw.
Perjanjian 5 September 2014 itu juga ditandatangani oleh kedua pemimpin separatis yang menyerukan gencatan senjata dengan segera dan negosiasi tentang status masa depan Rusia dan Ukraina. Hal itu diperkuat dengan kesepakatan 19 September 2014 untuk mendirikan zona penyangga sepanjang 30 kilometer di garis depan dan menarik kembali senjata berat mereka dari desa-desa dan kota-kota di wilatah timur.
Parlemen Ukraina secara terpisah menyetujui usulan Presiden Petro Poroshenko agar wilayah yang dikuasai pemberontak dapat menikmati otonomi terbatas ketika negosiasi politik terus berlanjut selama tiga tahun. Perjanjian tersebut membantu terwujudnya pertempuran yang tenang di sebagian besar wilayah. Tapi kekerasan sporadis telah menewaskan 80 tentara Ukraina dan warga sipil serta jumlah yang tidak diungkapkan dari kubu pemberontak sejak kesepakatan pertama ditandatangani.
Kelompok bersenjata pro-Rusia terus menggelar razia setiap hari di bandara utama di luar kubu utama mereka di Donetsk, dan pemimpin separatis telah berjanji untuk mengadakan pemilihan umum sendiri pada awal bulan depan.
Sumber: Ria Novosti