
Pertempuran besar pecah di dekat perbatasan Suriah-Turki Jumat 3 Oktober 2014 antara suku Kudri dan kelompok ISIS. Para petempur ISIS telah bergerak maju hanya beberapa kilometer dari pinggiran timur dan barat daya Kobane, kota yang dikenal bernama Ain al-Arab kendatipun serangan-serangan udara untuk mendukung para petempur Kurdi terus dilakukan.
Tembakan mortir berat di sekitar kota itu tedengar di sepanjang perbatasan itu dan asap putih mengepul. “Kami menyaksikan apa yang dilakukan IS” kata warga Kurdi Turki Cafer Seven, 48 tahun, yang datang ke pelintasan perbatasan Mursitpinar 10 hari lalu dari kota Turki Van.
Warga Kurdi marah dan kecewa pada kebijakan Ankara terhadap ISIS dan menilai pemerintah Turki menutup mata pada kelompok itu dan menolak mengizinkan para warga Kurdi Turki melintasi perbatasan itu untuk berperang di Suriah.
“Ada satu pembantaian di depan mata dunia. Dunia tetap bungkam ketika para warga Kurdi dibantai,” kata Burhan Atmaca, 54 tahun yang juga datang ke Mursitpinar untuk menunjukkan solidaritas dengan para petempur Kurdi di Kobane.
Parlemen Turki Kamis 2 Oktober menyetujui satu tindakan yang mengizinkan tindakan militer Turki terhadap kelompok garis keras itu, yang telah merebut daerah-daerah luas di Suriah dan Irak. Para petempur ISIS melancarkan satu serangan besar-besaran di Kobane pada 16 Septemer yang memicu pengungsian lebih dari 160.000 orang terutama warga Kurdi ke Turki. Kekuatan mereka seperti tidak berkurang meski pesawat Amerika dan koalisi terus menggempur posisi mereka.