
Angkatan Udara Amerika boleh saja memiliki satu-satunya pesawat siluman yang telah beroperasi di layanan militer yakni F-22. Tetapi sebenarnya mereka masih kebingungan karena pesawat ini tidak bisa melakukan komunikasi dengan pesawat generasi keempat. Bahkan sampai saat ini sistem yang memungkinkan bisa kontak dengan F-35 pun juga belum ditemukan.
Padahal, fakta di lapangan F-22 tidak mungkin beroperasi sendiri. Di Suriah misalnya, siluman generasi kelima ini harus berkomunikasi dengan jet tempur lain seperti F-15 dan F-16. Sebenarnya komunikasi bisa dilakukan tetapi dengan satu syarat, F-22 harus kehilangna sifat kesilumanannya. Karena otomatis dia akan bisa dilacak oleh radar musuh.
Kondisi semakin sulit akibat keterbatasan dana dan penundaan berarti F-22 dan F-35 yang cukup lama menjadikan generasi keempat masih akan jadi andalan di udara. Kedua generasi yang berbeda ini kemungkinan masih akan tandem hingga 2030. Sementara itu, upaya untuk menemukan cara menghubungkan armada dengan F-22 yang telah masuk layanan pada 2005 belum juga ditemukan.
Pesawat siluman tidak dapat berbicara dengan sistem yang dia miliki tanpa crosstalk yang harus mengorbankan siluman.Para ahli terus berkejaran untuk menemukan apa yang disebut fourth-to-fifth (generasi keempat ke kelima). Ini masalah yang lebih rumit dibandingkan untuk bisa menghubungkan F-22 dengan B-2 dan F-35 yang sama-sama siluman.
Komandan Air Combat Amerika Jenderal Michael Hostage juga mengaku terkejut ketika menemukan fakta bahwa sesama platform generasi kelima yakni F-22 dan F-35 tidak bisa saling bicara. “Negara tidak punya uang untuk membeli pesawat generasi kelima (dalam jumlah besar sekaligus). Saya harus menemukan solusi fourth-to-fifth/fifth-to-fifth. Ini prioritas tertinggi saya untuk membuat generasi keempat juga lebih bisa bertahan.”
Layanan Electronic Systems Center di Hanscom AFB, Massachusetts berencana merilis permintaan ke industri untuk membangun alat komunikasi pada akhir Oktober 2014. David Desforges, manajer program mengatakan permintaan rancangan proposal diharapkan pada kuartal kedua tahun fiskal 2015.
Pod pertama yang pernah dirancang untuk konektivitas kelima ke-empat adalah Talon Hate oleh Boeing yang dimaksudkan untuk menjadi jembatan komunikasi antara pada F-15C dalam menanggapi kebutuhan mendesak untuk Pacific Air Forces. Angkatan Udara berencana mencobanya pada pertengahan tahun. Dengan sistem ini pod akan mengambil data F-22 data yang dikirimkan melalui unik dan diam-diam.
Comments are closed