Koalisi pimpinan Amerika terus menggempur sejumlah wilayah di Suriah yang menjadi basis ISIS dan juga Al-Nusra, salah satu kelompok terbesar Al Qaeda. Kedua kelompok yang selama ini berselisih itu pun akhirnya memutuskan untuk melakukan rekonsiliasi untuk bersama-sama melawan serangan koalisi.
Jabhat al-Nusra, yang telah berselisih dengan ISIS dalam waktu yang cukup lama. Kelompok ini telah bersumpah untuk membalas serangan AS yang menewaskan puluhan anggotanya. Banyak unit al-Nusra di Suriah utara memutuskan berdamai dengan kelompok ISIS.
Sebuah sumber senior menegaskan bahwa pemimpin al-Nusra dan ISIS kini mengadakan pertemuan perencanaan perang. Meskipun tidak ada kesepakatan yang belum diformalkan, hal ini bisa memperkuat jajaran kelompok dan memperluas jangkauannya pada saat serangan udara yang melumpuhkan sumber dana dan memperlambat kemajuan dalam Suriah dan Irak.
Al-Nusra, memiliki hubungan langsung dengan pemimpin al-Qaida, Ayman al-Zawahiri. Seorang tokoh senior Al-Nusra mengatakan kepada Guardian bahwa 73 anggota telah membelot ke ISIS Jumat lalu saja dan puluhan lainnya berencana untuk melakukannya dalam beberapa hari mendatang.
“Kami berada dalam perang yang panjang,” kata juru bicara al-Nusra, Abu Firas al-Suri, mengatakan pada platform media sosial. “Perang ini tidak akan berakhir dalam beberapa bulan atau tahun, perang ini bisa berlangsung selama beberapa dekade.”
Wilayah utara Suriah memang dikuasai unit-unit oposisi Suriah yang terus mencoba melemahkan rezim Suriah. “Kami telah melakukan serangan selama tiga tahun dan ketika mereka akhirnya mereka (Amerika dan koalisi) datang tidak membantu kami,” kata seorang pemimpin dari Qatar yang didukung Front Islam, yang juga salah satu brigade Islam. Dan mereka marah. “Inggris juga telah mengirimkan jet untuk terbang menyerang ISIS di Irak.” tegasnya
Koalisi memang menjadikan daerah Kobani sebagai sasaran gempuran. Kobani adalah kantong Kurdi terbesar ketiga di Suriah yang dikuasasi ISIS. Pengendalian daerah akan memberikan kelompok ini mendapat akses dengam mudah dari Suriah ke Irak.
Sumber: The Guardian