Serangan terhadap militer Lebanon telah meningkat dengan cepat sejak awal Agustus, setelah Pemerintah Lebanon menangkap Imad Jomaa, pemimpin kelompok An-Nusra , kelompok gerilyawan Suriah yang memiliki hubungan dengan Al Qaida. Negara inipun dalam status militer siaga tinggi.
Pria bersenjata dari kelompok bersenjata tersebut dan kelompok lain dari Negara Islam (IS) melancarkan serangkaian serangan dengan sasaran pos militer di pinggiran Arsal dan menyusup ke dalam kota kecil itu untuk melancarkan pembalasan.
Gerilyawan tersebut membuat terkejut militer Lebanon dengan menangkap lebih dari 35 prajurit dan personel keamanan setelah lima hari bentrokan sengit. Setelah serangan itu, gerilyawan mundur kembali ke Suriah, dengan membawa sandera mereka.
“Militer menghadapi situasi paling serius dalam sejarahnya”, kata satu sumber keamana Senin 29 September 2014. “Militer tak pernah menyaksikan kasus penculik prajuritnya sebelumnya.”
Gerilyawan menuntut Pemerintah Lebanon membebaskan anggota kelompok mereka yang ditangkap oleh Pemerintah Lebanon sebagai pertukaran dengan tentara yang diculik. Mereka juga menuntut Hizbullah –kelompok gerilyawan Lebanon yang telah berperang di Suriah untuk membantu pasukan Pemerintah Damaskus, menarik pasukannya dari Suriah.