Tentara Myanmar membebaskan 109 anak-anak dan remaja dari angkatan bersenjatanya. Hal ini pun dipuji Perserikatan Bangsa-Bangsa. ”Itu pelepasan terbesar tentara bocah sejak negara tersebut bertekad mengakhiri pembibitan dan penggunaan anak-anak di tentara “tatmadaw” dalam perjanjian dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa pada Juni 2012,” kata pernyataan Renata Lok-Dessallien, koordinator warga Perserikatan Bangsa-Bangsa di Myanmar Kamis 25 September 2014.
Sebanyak 472 anak-anak dan remaja telah dibebaskan sejak saat itu ketika tentara mengurangi -tapi belum sepenuhnya menghentikan- penggunaan anak-anak. Pembebasan terkini itu terjadi sesudah tentara melepaskan 91 anak-anak dan remaja dari angkatan bersenjata pada Agustus. Semua yang dibebaskan berusia di bawah 18 tahun ketika perjanjian Juni 2012 tersebut ditandatangani.
Bertrand Bainvel, wakil UNICEF di Myanmar, memuji kemajuan termasuk arah baru untuk mencegah pendaftaran anak-anak di tingkat batalion dan papan iklan di seluruh negeri meningkatkan kesadaran bahwa pembibitan anak-anak melanggar hukum. Pemerintah pimpinan mantan jenderal Thein Sein mendapatkan pujian dan membuat Myanmar keluar dari berdasawarsa pengucilan.
Tapi, mengakhiri pelanggaran hak asasi adalah tuntutan utama masyarakat antarbangsa, yang memuji perubahan di negara pernah paria itu sejak akhir pemerintah langsung tentara pada 2011. Pemerintah Myanmar mengubah Komisi Nasional Hak Asasi Manusia-nya pada Rabu, kata keputusan Kantor Presiden. Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Myanmar (MNHRC) itu disusun kembali, terdiri atas 11 anggota dipimpin pensiunan duta besar U Win Mya.
Sumber: The Guardian
Comments are closed