Presiden Rusia Vladimir Putin meminta kepada semua pihak untuk menghormati kedaulatan Suriah. Penyerangan terhadap basis ISIS di negara tersebut harus seizing otoritas negara tersebut.
Hal tersebut disampaikan Putin dalam satu percakapan telepon dengan Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon, Selasa 22 September 2014. “Vladimir Putin dan Ban Ki-moon telah bertukar pendapat tentang upaya masyarakat internasional bergabung melawan kelompok ‘Negara Islam’ itu. Pihak Rusia menegaskan, bahwa serangan udara terhadap basis teroris Negara Islam, yang terletak di wilayah Suriah, tidak boleh dilakukan tanpa persetujuan dari pemerintah Suriah,” kata layanan pers Kremlin dalam satu pernyataan.
Seperti diketahui Amerika dan sejumlah negara sekutu telah mulai melancarkan serangan ke Suriah untuk menggempur basis ISIS.(Baca:Amerika Mulai Gempur Suriah)
Serangan tidak hanya melibatkan pesawat udara saja tetapi juga melesatkan rudal Tomahawk dari sejumlah kapal perang yang berada di perairaan Teluk. (Baca:Libatkan Tomahawk, 5 Negara Bergabung Serang ISIS Suriah)
IS, juga dikenal sebagai Negara Islam Irak dan Suriah Raya (ISIS) atau Negara Islam Irak dan Levant (ISIL), telah berperang melawan pemerintah Suriah sejak 2012. Pada Juni 2014, kelompok itu memperluas serangannya ke utara dan Irak barat, kemudian mendeklarasikan kekhalifahan di wilayah-wilayah yang telah dikuasainya.
Pada awal September, Presiden Amerika Serikat Barack Obama telah mengumumkan pembentukan koalisi internasional untuk melawan gerilyawan garis keras IS dan memberikan kewenangan serangan udara AS terhadap IS dengan target di Suriah, sambil terus melakukan serangan udara di Irak, yang telah dimulai pada Agustus.
Sumber; RIA Novosti
Comments are closed.