Seperti halnya Amerika, Polandia tidak akan mengirim senjata atau terlibat dalam kemelut berdarah di negara tetangganya, Ukraina, kata perdana menteri terpilih Ewa Kopacz Jumat 19 September 2014. Negara ini juga memilih untuk bersikap seperti layaknya wanita Polandia terkait krisis Ukraina. Maksudnya?
“Kami seharusnya tidak menjadi peserta giat dalam kemelut bersenjata itu,” kata Kopacz kepada wartawan, dengan menambahkan bahwa Polandia akan mematuhi semua prakarsa bersama Eropa Bersatu tentang Ukraina.
“Polandia harus bersikap seperti wanita Polandia bernalar. Keselamatan kami, negara kami, rumah kami, anak-anak kami adalah yang paling penting,” katanya. “Tidak berarti kami harus bersuara berlawanan dalam Eropa Bersatu. Justru sebaliknya. Jika keluarga besar Eropa itu memutuskan membantu Ukraina, kami harus benar-benar ikut,” katanya.
Polandia dan calon mantan menteri luar negerinya, Radoslaw Sikorski, yang Kopacz tak masukkan di kabinet barunya, termasuk di antara pendukung kuat pemerintah Ukraina dan pengecam paling keras Rusia.
Pada Kamis 18 September, Presiden Ukraina Petro Poroshenko muncul di depan Kongres Amerika Serikat menyerukan dukungan politik dan militer lebih besar dari Washington serta hukuman lebih keras terhadap Rusia, yang dikatakannya ancaman bagi keamanan dunia. “Jika tidak berhenti sekarang, mereka akan menyeberangi perbatasan Eropa dan menyebar ke seluruh dunia,” katanya.
Sumber: Reuters