Bergabung pasukan AS bertindak langit Irak, Prancis mulai melakukan serangan udara pertama Jumat 19 September 2014 untuk melawan kelompok militan ISIS. Dalam serangan pertama jet tempur Rafale menghancurkan sebuah depot logistic milik kelompok terebut.
Jet tempur Rafale disertai dengan pesawat dukungan menyerang depot di Irak utara pada Jumat pagi, “Dan target itu sepenuhnya hancur,” kata Presiden Francois Hollande. Juru bicara militer Irak mengatakan empat serangan udara pagi juga menewaskan puluhan pejuang. “Operasi lainnya akan mengikuti dalam beberapa hari mendatang dengan tujuan yang sama – untuk melemahkan organisasi teroris ini dan datang ke bantuan dari pemerintah Irak,” kata Hollande. “Selalu ada risiko dalam mengambil tanggung jawab. Kami mengurangi risiko seminimal mungkin. ”
Qassim al Moussawi-, juru bicara militer Irak, mengatakan empat serangan udara Prancis menghantam Kota Zumar, menewaskan puluhan militan. Zumar dan kota-kota sekitarnya saat ini sedang berusaha direbut Negara Islam, meskipun pasukan keamanan Irak dan Kurdi telah berhasil membuat kemajuan dengan mulai memukul mereka.
Dengan serangan ini Prancis menjadi negara asing pertama untuk menambah kekuatan Amerika di Irak. Padahal salah satu sekutu tertua Amerika ini menjadi kritikus paling vokal ketika Presiden AS George W. Bush untuk melakukan aksi militer pada tahun 2003 yang menggulingkan Saddam Hussein.
Komando Sentral AS Kamis 18 September 2014 mengatakan militer AS telah melakukan 176 serangan udara ke Irak sejak 8 Agustus. Pada hari Rabu, sebuah serangan menghantam sebuah kamp pelatihan militan di tenggara Mosul dan depot amunisi tenggara Baghdad.
Sumber: Military Time