Ekskalasi di Irak dan Suriah mau tidak mau menjadikan Amerika kembali melirik A-10 Thunderbolt. Terbukti Angkatan Udara AS mengumumkan investasi besar di depot pemeliharaan untuk pesawat ini.
Angkatan udara pada 9 September mengumumkan kontrak senilai $46 juta untuk kepada Korean Air Lines Co (KAL) guna pemeliharaan depot perbaikan dan peningkatan A-10, yang terkenal dengan sebutan Warthogs. Program ini akan dilakukan di Osan Air Base, Korea Selatan. Pekerjaan akan dilakukan di fasilitas KAL di Seoul dengan target penyelesaian 30 September 2020.
Keputusan ini dilakukan AS untuk meningkatkan serngan terhadap militan Islam di Timur Tengah. A-10 dirancang di era Perang Dingin untuk menghancurkan tank. Perannya kemudian berkembang menjadi dukungan udara, terbang rendah dan lambat untuk mendukung pasukan darat dari langit. Perannya tidak terbantahkan ketika Perag Irak dan Afghanistan.,
Komandan US Air Combat Command Angkatan Udara Gen Mike Hostage, pada bulan Juli kepada wartawan mengatakan pesawat tidak akan mampu bertahan dalam serangan ke Suriah yang telah memiliki sistem pertahanan udara yang canggih dan terintegrasi. Tetapi AS sepertinya mempertimbangkan lagi pernyataan itu.
Angkatan Udara selama ini mempertahankan pendapatnya bahwa peran A-10 dapat diambil oleh pesawat lain, seperti F-16, F-15E dan bomber B-1 bomber. Selain juga drone MQ-1 Predator dan MQ-9 Reaper. Hal inilah yang mendorong pemerintah untuk mempensiun A-10 dengan tujuan menghemat dana hingga US$4,2 miliar.
Tapi pensiun A-10 tidak populer di Kongres, di mana argumen telah diambil pada nada emosional. US House of Representatives telah memutuskan untuk memblokir rencana pensiun dalam versi RUU anggaran pertahanan pemerintah federal tetapi tidak mengalokasikan dana untuk menjaga pesawat terbang.
Sumber: Flight Global