Citra satelit mengungkapkan Shenyang Aircraft Corporation telah membuat delapan jet tempur multirole J-16. Rusia pun menyatakan kekecewaannya karena pesawat itu merupakan salinan tanpa izin dari pesawat produksi negaranya.

Menurut Defense Review Kanwa, yang diterbitkan oleh Andrei Chang, seorang analis militer Kanada juga dikenal sebagai Pinkov delapan J-16 dalam gambar semua dicat tanda kuning. Namun dalam artikel tersebut belum diketahui apakah pesawat akan diserahkan kepada Angkatan Udara PLA atau Angkatan Laut. Namun, dapat dipastikan bahwa J-16 multirole akan menggantikan J-11B dan dirancang untuk pertempuran udara.
China melambat produksi jet tempur seperti J-15, J-16 dan J-11B karena Rusia menolak untuk menjual mesin AL31F lebih banyak ke Beijing. Teknologi yang belum mampu diciptakan oleh China. Tanpa mesin buatan Rusia, Angkatan Udara dan Angkatan Laut PLA Angkatan Udara tidak mungkin mendaptakan pesawat tempur canggih dalam jumlah besar. N
amun, China memiliki akhirnya mampu menempatkan mesin Taihang yang merupakan buatan dalam negeri ke J-16 sejak 2013. Kehandalan mesin Taihang akan diuji akhir setelah J-16 memasuki layanan.

Kanwa Defense Review juga mengatakan laporan bahwa J-16 dilengkapi dengan radar active electronically scanned array. Pada saat yang sama, sumber dari industri penerbangan Rusia mengatakan Rusia sangat tidak senang dengan perkembangan J-16 tempur seperti China tidak mendapatkan izin dari Rusia untuk merancang pesawat tempur berdasarkan cetak biru Su-30MK2 Rusia.
Comments are closed.