Libya menuduh salah satu pesawat transpor militer tujuan bandara Tripoli yang berada dibawah kekuasaan satu faksi bersenjata telah memasuki wilayah udaranya untuk memasok amunisi bagi kelompok garis keras di negara tersebut.Dalam pernyataannya Sabtu 8 September 2014 pemerintah Libya mengatakan hal tersebut.
Sudan mengonfirmasikan pihaknya mengirim satu pesawat militer tetapi m hanya mengangkut satu peralatan bagi pasukan perbatasan Libya-Sudan.
Libya dilanda konflik tiga tahun setelah tersingkirnya Muamar Gaddafi sementara kelompok-kelompok bersenjata, sebagian punya hubungan dengan Islam, menguasai Tripoli dan membentuk satu parlemen alternatif dan pemerintah.
“Tindakan negara Sudan itu melanggar kedaulatan negara Libya dan melakukan campur tangan dalam urusan dalam negerinya,” kata pernyataan Libya itu, dan menambahkan Libya meminta atase militer Sudan meninggalkan negara itu. “Sudan ikut campur tangan dengan mendukung satu kelompok teroris,” kata pernyataan itu.
Lybia mengatakan pesawat Sudan itu telah bertolak ke bandara Matiga Tripoli dan berhenti mengisi bahan bakar di gurun Kufra Libya dekat perbatasan dengan Sudan. Amunisi ditemukan dalam pesawat itu dalam satu pemeriksaan di bandara Kufra, tanpa mengatakan apakah pesawat masih berada di Kufra.
Matiga adalah pangkalann udara miiter yang kini digunakan terutama bagi penerbangan komersil setelah bandara internasional utama Tripoli hancur akibat pertempuran antara kelompok-kelompok bersenjata yang berseteru.
Matiga berada dibawah keuasaan satu aliansi antara faksi-faksi yang menentang pemerintah yang dipindahkan ke Tobruk dan daerah timur jauh untuk menghidari aksi kekerasan.
“Kami, pemerintah Lybia, mengecam keras bahwa satu pesawat militer Sudan telah memasuki wilayah udara Libya tanpa izin resmi dari pemerintah Libya. Pesawat iru mengangkut amunisi yang tidak memiliki izin yang disahkan oleh pemerintah Libya,” kata pernyataan itu.
Tetapi Sudan, yang diperintah kelompok Islam, menyebut insiden itu sebagai salah pengertian, dan mengatakan pesawat itu mengangkut peralatan bagi satu pasukan perbatasn Sudan-Libya untuk menangani penyelundupan dan perdagangan manusia.
“Pesawat itu tidak mengangkut materi bagi kelompok-kelompok bersenjata di Libya,” kata juru bicara militer Sudan Al-Sawarai Khalid kepada stasiun televisi lokal Shorug. Militer Sudan tidak melakukan campurtangan di Libya, dan menambahkan bahwa rakyat Libya dapat mengatasi krisis sekarang tanpa campur tangan pihak luar, katanya.