Angkatan Udara AS yang bertugas mengarahkan program F-35 Joint Strike Fighter mengatakan pengembangan pesawat tempur telah lepas dari “masa lalu yang tragis” dan akan memenuhi tonggak pembangunan masa depan seperti yang janjikan selama ini.
Kepala Program Bersama F-35, Letnan Jenderal Christopher Bogdan mengakui F-35 telah melewati badai termasuk insiden kebakaran mesin Juni 2014 lalu yang merusak salah satu jet, penurunan biaya serta penundaan produksi minimal enam tahun.
Bogdan mengatakan apa yang telah dilakukan dari proyek F-35 tidak mungkin dibatalkan. Meskipun menghadapi masalah kompleks pesawat generasi kelima diyakini bisa menghadapi masalah di masa depan. Bogdan mengatakan Pentagon, Lockheed dan produsen mesin Pratt & Whitney telah berada dalam satu tonggak untuk mengawali operasional pesawat ini di Korps Marinir di Juli 2015. (baca: Gawat Kalau Sampai Akhir September F-35 Belum Terbang Bebas)
“Kalian harus mendapatkan lebih dari kenyataan bahwa kita akan meletakkan pesawat hasil dari US$13 miliar lebih dan enam tahun lebih ke program pembangunan ini. Kau harus mendapatkan lebih dari itu. Program pesawat ini telah memiliki masa lalu yang tragis,” katanya Kamis 4 September 2014. Sejak tahun 2002, biaya total program telah meningkat dari $ 177 miliar menjadi $ 399 miliar hingga 2012.
Sumber: Flight Global