Kepala program F-35 Joint Strike Fighter Letnan Jenderal Christopher Bogdan mengingatkan akan ada situasi bahaya jika hingga akhir September 2014 pesawat generasi siluman itu masih ada dalam pembatasan terbang setelah insiden kebakaran mesin Juni 2014 lalu. (baca:F-35 Dipastikan Tak Tampil di Pembukaan FIA)
“Saya perlu semua pesawat tes terbang kembali ke rencana penuh pada akhir bulan ini,” kata Bogdan pada konferensi ComDef Rabu di Washington Rabu 3 September 2014. “Kalau tidak, kita akan melihat beberapa penundaan di masa depan.”
Seluruh armada F-35 ditempatkan di bawah pembatasan terbang setelah insiden 23 Juni ketika sebuah mesin pesawat terbakar saat hendak lepas landas di Eglin Air Force Base, Florida. Sejak itu, pesawat dalam jumlah kecil diperbolehkan terbang tetapi dengan pembatasan yang ketat.
Dia memang masih yakin Marinir tetap mendapatkan epsawat F-35B musim panas mendatang. Bogdan mengatakan akibat masalah ini dibutuhkan 30 hingga 45 hari tambahan untuk melakukan tes. Pengujian Model F-35C Angkatan Laut di laut adalah salah satu tes yang berpotensi mengalami penundaan. “Bisakah kita membuat beberapa yang [waktu] up? Ya saya pikir kita bisa, “kata Bogdan. “Tapi kita harus mendapatkan semua dari mereka pesawat dan terbang lagi.”
Penyebab kebakaran itu diidentifikasi sebagai gosokan pisau kopas di dalam mesin F135 yang terlalu berlebihan. Sebuah penyelidikan masih berlangsung ke akar penyebab masalah tersebut. (Baca:Pembatasan Terbang F-35 Naik Jadi 6 Jam)
Jenderal Mark Welsh, Kepala Staf Angkatan Udara, mengatakan kepada Defense News pada Agustus bahwa desain ulang mesin bisa dilakukan. Tapi Bogdan mengungkapkan bahwa mereka berniat untuk mengembangkan mesin prototipe untuk itu solusi potensial. Bogdan kepada wartawan setelah pidatonya bahwa isu tersebut tidak ada hubungannya dengan masalah pemasok baru-baru ini diungkapkan dengan.
Pada bulan Mei, Pratt & Whitney, produsen mesin menemukan apa yang disebut ” “conflicting documentation” tentang asal-usul titanium yang digunakan dalam mesin F-35. Bahan itu dipasok oleh A&P Alloys diindikasikan tidak dari jalur pengadaan yang benar sehingga harus dihentikan dan pihaknya membuka kemungkina menggugat A & P. (Baca:Produksi Mesin F-35 Terhenti 3 Minggu)
“Pratt & Whitney dan Pratt & Whitney Canada menghadapi masalah ini dengan sangat serius,” demikian pernyataan United Technologies Corps di situs resminya. “Pemasok tier, A & P telah dieliminasi dari rantai pasokan kami, dan kami tidak lagi menerima bagian yang terbuat dari bahan yang disediakan oleh perusahaan ini.”
Sumber: Defense news
Comments are closed