Presiden Ukraina Petro Poroshenko mengumumkan telah ada kesepakatan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk melakukan gencatan senjata permanen di wilayah timur bekas negara Sovyet itu. Namun justru Rusia membantah hal tersebut.
Kantor Poroshenko mengatakan kesepakatan dicapai melalui percakapan telepon dirinya dengan Putin beberapa jam sebelum Presiden Amerika Serikat Barack Obama tiba di Estonia. Estonia adalah anggota baru NATO yang meminta perlindungan Barat dari ancaman yang meningkat Kremlin.
Rencananya pada Kamis 4 September 2014 pemimpin dari 28 negara anggota NATO akan berkumpul untuk menyetujui pembentukan pasukan berkekuatan 4.000 personel yang dapat dikerahkan dalam waktu paling dua hari menghadapi kemungkinan gerakan militer Rusia di Eropa timur itu.
Pengumuman gencatan senjata oleh Poroshenko itu muncul setelah terjadinya konflik selama kurang lebih empat bulan dan telah menewaskan 2.600 orang. Akibat krisis ini hubungan Rusia dan sejumlah negara Barat berada pada titik paling panas pasca Perang Dingin. ”Putin dan Poroshenko melakukan percakapan telepon dan menghasilkan kesepakatan bagi satu gencatan senjata permanen di Donbass (Ukraina timur),” demikian pernyataan kantor presiden Ukraina, Rabu 3 September 2014.
Pernyataan untuk mengakhiri permusuhan itu nampaknya mengonfrmasikan tuduhan Barat bahwa Putin terlibat langsung dalam konflik itu kendatipun ia membantah ikut berperan dan menyatakan ia tidak memiliki posisiu berunding atas nama pemberontak.
Namun hanya beberapa jam setelah pengumuman itu Rusia langsung mengeluarkan pernyataannya. Kremlin, mengatakan Presiden Vladimir Putin dan pemimpin Ukraina Petro Poroshenko memang sepakat untuk mencari upaya menciptakan perdamaian di Ukraina Timur tetapi tidak ada kesepakatan gencatan senjata. Kenapa? Karena menurut Kremlin memang tidak ada konflik senjata antar Rusia dan Ukraina.
Kantor berita Rusia RIA-Novosti, yang mengutip pernyataan sekretaris pers Putin, Dmitry Peskov mengatakan, “Putin dan Poroshenko membicarakan langkah-langkah yang akan membantu bagi gencatan senjata antara milisi dan pasukan Ukraina. Rusia tidak dapat secara fisik menyetujui satu gencatan senjata karena bukan satu pihak dalam konflik itu.