Presiden Amerika Serikat Barack Obama memerintahkan pengiriman 350 tentara tambahan ke Baghdad untuk membantu pengamanan kantor kedutaan di ibu kota Irak tersebut. Dengan tentara tambahan itu, jumlah prajurit Amerika Serikat di Irak kini melebihi 1.000 orang.
Kebijakan tersebut diumumkan Selasa 2 September 2014 waktu Washington hanya beberapa saat setelah kelompok negara Islam mengunggah video yang menggambarkan eksekusi wartawan Amerika. (baca:ISIS Bunuh Wartawan Kedua AS)
Amerika Serikat sendiri sebelumnya telah melancarkan serangan-serangan udara ke wilayah Irak yang dikuasai Daulah Islam sejak 8 Agustus lalu. “Presiden memerintahkan Departemen Pertahahanan untuk memenuhi permintaan Departemen Luar Negeri terkait penambahan personil militer sejumlah 350 untuk mengamankan fasilitas diplomatik di Baghdad, Irak,” demikian pernyataan dari Gedung Putih.
Amerika Serikat akan “terus mendukung upaya pemerintah Irak untuk menumpas Daulah Islam yang mengancam bukan saja Irak melainkan juga Timur Tengah dan kepentingan Amerika Serikat di kawasan itu,” tulis Gedung Putih.
Pasukan tambahan dari Amerika Serikat akan didatangkan dari pangkalan militer di Timur Tengah. Mereka akan disertai oleh personel medis dan juga sejumlah helikopter, demikian kata juru bicara Pentagon, John Kirby. Obama sendiri sempat menjanjikan penarikan seluruh pasukan Amerika Serikat dari Irak pada 2011 lalu menjelang pemilihan presiden. Namun aksi ISIS mamaksa Obama melanggar janjinya dan justru menambah pasukan di Irak–termasuk memerintahkan serangan udara untuk menghentikan laju kelompok garis keras itu.
Sumber: Washington Post