Senin 1 September 2014 sore itu sebuah helikopter CH-53E Super Stallion yang membawa 17 Marinir dan delapan pelaut jatuh di Teluk Aden, lepas pantai Djibouti Somalia. Pasukan yang dengan Unit Ekspedisi Marinir ke-22 sebenarnya dikerahkan untuk mendukung operasi di Timur Tengah, tetapi kembali ke USS Mesa Verde, sebuah kapal amfibi, dari pelatihan di Djibouti, kata para pejabat Angkatan Laut.
Senin 1 September 2014 malam, Pentagon mengakui melakukan misi kontra-terorisme di Somalia. Para pejabat AS mengatakan kepada The Washington Post bahwa misi mentargetkan Mukhtar Abu Zubeyr, dikenal sebagai Godane, yang telah memimpin kelompok militan al-Shabab. Kedutaan Somalia di Washington mengatakan di Twitter pada Selasa 2 September 2014 pagi bahwa Godane dan tujuh militan lainnya tewas.
”Aliansi kami telah berhasil membunuh pemimpin jihad Ahmed Abdi Godane militan Somalia al Qaeda dan tujuh anggota senior lainnya.” demikian peryataan di Twitter.
Kemudian pada Selasa Washington Post menurunkan laporan bahwa militer AS telah membuka pangkalan untuk drone di Nigeria. Sebuah negara sahara yang terkurung daratan di Afrika Barat.
Di dalam peta ini terlihat bagian mana dari kehadiran Pentagon di sana. Ternyata tersebar di banyak titik. Prancis dan Amerika Serikat bekerja sama dalam operasi kontra-terorisme di wilayah tersebut. Pangkalan baru drone AS akan berada di kota Agadez, di pinggiran yang dikuasai kelompok al-Qaeda. Pasukan AS juga mengatakan mengelar operasi dari pangkalan Perancis di Chad dekat wilayah Nigeria di mana kelompok Boko Haram telah menculik ratusan pria, wanita dan anak-anak dalam setahun terakhir.
Sumber: Washington Post
