Konflik di Ukraina timur memasuki tahap baru dan berkembang menjadi perang terbuka. Pasukan Anti-Kiev telah meluncurkan serangan balasan yang melibatkan pasukan reguler Rusia dan merangsek di sejumlah kota seperti Novoazovsk, Marinivka, dan Uspenka. Pelabuhan Mariupol di Laut Azov kini dalam ancaman pemberontak.
“Situasi ini tentu sangat sulit dan tak seorang pun bisa menganggap sederhana,” kata Presiden Ukraina Poroshenko. “Namun sejauh ini masih bisa kami kendalikan. Kami mampu melindungi diri kita sendiri.”
Namun, presiden mengakui pihaknya membutuhkan senjata yang lebih moderen lagi. “Kita perlu senjata modern dengan tinggi untuk melawan pemberontak yang memiliki senjata berat dari Rusia ”
Pada 28 Agustus pertemuan khusus Dewan Keamanan PBB diadakan untuk membahas situasi Ukraina. Setelah pertemuan darurat Komisi NATO-Militer, Sekretaris Jenderal NATO Anders Fogh Rasmussen menyatakan pada 29 Agustus akan membentuk pasukan untuk Ukraina gabungan dari tujuh negara. Respons Rusia 7 Negara NATO Bentuk Pasukan Berkekuatan 10.000 Personel)
Selain itu NATO juga akan mendirikan lima pangkalan militer yang lebih memungkinkan untuk bisa secara cepat menjangkau wilayah konflik. (baca:NATO Bangun 5 Pangkalan di Eropa Timur)
Sejumlah negara juga telah meningkatkan kewaspadaan. Termasuk Swedia yang mulai menggeser pesawat tempur mereka dalam jarak jangkau efektif ke Ukraina. (Baca:Tanggapi Rusia, Swedia Geser Dua Gripen)
Sumber: IHS Jane
Comments are closed.