
Pentagon masih bekerja untuk menganalisis dan memperbaiki retak yang dialami armada F-16D yang mengakibatkan sejumlah pesawat tersebut digrounded. Amerika juga meminta negara-negara yang memiliki model F-16B dan D juga melakukan hal yang sama.
Retakan pertama kali ditemukan pada kanopi model F-16D pada tanggal 31 Juli 2014. Selanjutnya diperintahkan untuk memeriksa seluruh F-16D armada. Yang mengakibatkan 82 armada dari 157 model F-16D digrounded. (baca:Kanopi Retak, USAF Grounded 82 F-16D)
Seorang juru bicara Angkatan Udara mengkonfirmasi telah ada perintah untuk negara-negara yang menggunakan pesawat ini melakukan inspeksi. Sejauh ini negara-negara yang menggunakan F-16B adalah Turki, Israel, Belgia, Belanda, Pakistan, Denmark dan Norwegia.
Saat ini Pentagon sedang mencari solusi untuk mengatasi kerusakan ini agar tidak meluas”Angkatan Udara bekerja sama dengan unit opreasional F-16 akan mengurangi operasional pesawat-pesawat yang tidak digrounded,” kata Mayor Carla Gleason, Juru bicara layanan Pendidikan dan Pelatihan Komando Udara.
“Kelulusan program pelatihan terbang F-16D akan sangat tergantung kapan pesawat ini kembali ke layanan secara penuh,” katanya. “Perkiraan awal menunjukkan pelatihan penerbangan bisa ditunda 8-12 minggu.” Angka itu hanya perkiraan karena setiap pesawat mengalami kerusakan yang berbeda.
Berdasarkand ata Angkatan Udara, jumlah terbesar F-16D yang retak adalah yang ada di Luke Air Force Base, di mana semua 35 pesawat di pangkalan ini retak. Sedangkan semua dari 10 pesawat di Lapangan Kelly Annex di Texas, yang dioperasikan oleh Air National Guard, juga retak. Sebanyak 17 dari 18 F-16D tyang disimpan di Tucson Air National Guard Base di Tucson, Arizona, juga bernasib sama.Penyebab retak saat ini sedang diselidiki. Lockheed Martin, kontraktor utama pada F-16 sedang bekerja mencari akar masalah.
Sumber: Military Times
Comments are closed.