Belanda akan untuk menarik sistem peluncuran rudal Raytheon Patriot dari Turki di Januari 2015. Belanda mengerahkan dua dari tiga Unit Patriot Defence Ground-Based Air Defence Command (DGBADC) yang berbasis di Vredepeel, pada Januari 2013 sebagai bagian dari misi NATO untuk Incirlik pangkalan udara dekat Adana. Jerman juga melakukan hal yang sama (di Kahramanmaras) dan Amerika Serikat (dekat Gaziantep).Pengerahan sistem rudal ini untuk melindungi Turki dari potensi ancaman rudal balistik dari Suriah. Sistem Belanda terdiri dari Patriot Advanced Capability 2 (PAC-2) dan PAC-3 rudal di 12 peluncur.
Menurut juru bicara Kementerian Pertahanan Belanda, Selasa 26 Agustus 2014 NATO telah diberitahu tentang rencana penarikan tersebut sehingga Aliansi dapat mengantisipasi perubahan kemampuan.
Kabarnya, NATO belum memutuskan bagaimana untuk menggantikan kontribusi Belanda. Dalam dua tahun terakhir dari penyebaran ada serangan rudal balistik di Turki telah terdeteksi. Juru bicara Kementerian Pertahanan menambahkan: “Tampaknya, pemerintah Suriah telah ada niat untuk meningkatkan situasi.”
Dua dekade Belanda terus melakukan pemotongan personil dan materiil secara signifikan sehingga mereka membutuhkan kekuatan untuk di dalam negeri. Setelah mereka kembali ke Belanda, sistem Patriot akan menjalani perawatan termasuk hardware dan software serta modifikasi sistem senjata utama.
Sumber: IHS Janes
Comments are closed