Australia mengisyaratkan untuk bergabung dengan Amerika Serikat dalam misi udara untuk menyerang ISIS. Menteri pertahanan, David Johnston, mengatakan Australia sejauh ini memang belum diajak bicara oleh pihak manapun tentang bantuan ke Irak tetapi akan terus berbicara dengan AS tentang langkah-langkah untuk mengatasi serangan ISIS.
Sedangkan Menlu Julie Bishop mengatakan ”Australia siap untuk menerima permintaan lebih lanjut dari AS,” katanya Rabu 27 Agustus 2014 malam.
Juru bicara urusan luar negeri Partai Buruh, yang merupakan partai oposisi, Tanya Plibersek, mengakui masyarakat internasional memiliki tanggung jawab untuk melindungi kemungkinan genosida, namun mengatakan Australia harus bijaksana untuk ikut terjun ke Irak.
Plibersek mengatakan perang pimpinan AS yang dimulai pada tahun 2003 telah sangat merusak Irak, dan pemerintah harus berhati-hati untuk tidak melakukan hal yang lebih berbahaya lagi. (baca: Amerika Akan Rotasi Jet Tempur dan Bomber ke Australia)
Dalam sebuah wawancara Rabu malam,David Johnston mengatakan hubungan Australia dengan AS sangat dekat dan memiliki kesamaan pandangan terhadap apa yang terjadi di Irak.
Johnston mengatakan pesawat tempur Super Hornet Australia juga memiliki kemampuan tinggi hingga sangat layak untuk dikirim ke Irak. “Mereka persis dengan pesawat yang ada di kapal induk AS. Sehingga akan mudah untuk bergabung, “katanya.
Ditanya apakah Super Hornets Australia siap untuk pergi ke wilayah tersebut, Johnston mengatakan: “Yah, kita berada di negara dengan kesiapan tinggi. Kami berada di kondisi baik dan siap setiap saat. ”
Johnston mengatakan Amerika Serikat dan Australia ingin melihat pemerintahan yang stabil di Baghdad setidaknya sampai tanggal 10 September ketika perdana menteri baru, Haider al-Abadi, mengambil alih. Setelah itu akan dilakukan evaluasi lagi.
Sumber: The Guardian