Palestina Berpesta, Israel Kecewa

Palestina Berpesta, Israel Kecewa

Rakyat Palestina turun ke jalan untuk merayakan kemenangan
Rakyat Palestina turun ke jalan untuk merayakan kemenangan

Israel dan Palestina menyepakati gencatan senjata jangka panjang pada pukul 16.00 GMT Selasa untuk mengakhiri 50 hari pertumpahan darah yang menewaskan lebih dari 2.100 orang Palestina, di salah satu konflik terburuk antara kedua belah pihak dalam satu dekade.

Ribuan rakyat Palestina turun ke jalan untuk merayakan kemenangan. Mereka mengklaim mampu mengalalahkan Israel dalam perang selama 50 hari tersebut. Aktivitas di kota Gaza langsung meriah. Sejumlah toko langsung buka.

Sementara di Israel situasi lengang. Sirene peringatan dari serangan roket yang biasanya meraung-raung kini terdiam. Tetapi sejumlah komentator menyuarakan kekecewaan mereka terhadap keputusan Perdana Menteri Netanyahu untuk menyepekati gencatan senjata.
“Setelah 50 hari perang di mana organisasi teror menewaskan puluhan tentara dan warga sipil, menghancurkan rutinitas sehari-hari [dan] menempatkan negara dalam keadaan kesulitan ekonomi kami diharapkan lebih dari sekadar pengumuman gencatan senjata,” kata ‘analis

Perdana Menteri Israel Netanyahu yang dikutuk
Perdana Menteri Israel Netanyahu yang dikutuk

Shimon Shiffer yang menulis menulis di Yedioth Ahronoth – koran paling laris Israel.
“Kita bisa berharap perdana menteri untuk pergi ke Presiden Hotel dan memberitahukan kepadanya tentang keputusannya untuk mengundurkan diri jabatannya.” Netanyahu, yang telah menghadapi menghadapi kecaman konstan dari anggota sayap kanan pemerintahan yang merupakan koalisinya tidak berkomentar.

Iran Rabu 27 Agustus 2014 menyatakan bahwa kelompok Hamas keluar sebagai pemenang dalam konflik berdarah di Gaza sekaligus berhasil memaksa Israel “bertekuk lutut”. “Rakyat Palestina kini menyambut era baru dengan kemenangan perjuangan yang memaksa rezim Zionis bertekuk lutut,” demikian Kementerian Luar Negeri Iran menyatakan dalam siaran pers.

“Kemenangan ini membuka jalan bagi pembebasan terkahir dari semua perempasan tanah (oleh Israel) terutama di Yerusalem,” tulis Kementerian Luar Negeri sambil mengucapkan selamat terhadap rakyat Palestina dan Hamas.

Sementara negara penyokong utama kelompok Hamas di Palestina–menyambut baik gencatan senjata di Gaza dan menawarkan bantuan untuk membangun kembali pemukiman yang hancur akibat serangan Israel. Kesepakatan gencatan senjata jangka panjang yang mulai berlaku pada Selasa itu merupakan keberhasilan dari “upaya perlawanan dan pengorbanan” dari warga Palestina, demikian negara emirat yang kaya minyak itu menyatakan dalam siaran pers.

Dalam pernyataan tersebut, Qatar–yang juga merupakan tempat pengasingan kepala kelompok Hamas, Khalid Meshaal–mengaku “siap untuk berkontribusi terhadap rekonstruksi Jalur Gaza segera setelah kondisi memungkinkan.” Konflik–yang dimulai pada 8 Juli lalu saat Israel memulai Operation Protective Edge untuk menghentikan serangan roket itu–telah menewaskan lebih dari 2.100 warga Palestina sementara dari pihak Israel 64 tentara tewas ditambah enam warga sipil.

 

Sumber: Daily Mail