Site icon

Pesawat Misterius di Libya Ternyata Milik UEA

Serangan pesawat misterius di Libya terungkap. Ternyata pesawat-pesawat tersebut milik Uni Emirat Arab (UEA) yang diam-diam mengirim pesawat tempur pada serangan bom terhadap milisi Islam di Libya selama seminggu terakhir. Mereka menggunakan pangkalan di Mesir.

Terungkapnya misteri serangan pesawat di Libya terungkap setelah para pejabat AS mengatakan hal tersebut. Dua serangan yang dilakukan lebih dari tujuh hari menandai ekspansi konfliok dramatis di daerah itu.

Serangan mengisyaratkan langkah menuju aksi langsung oleh negara-negara Arab regional yang sebelumnya telah melakukan perang proxy Libya, Suriah dan Irak dalam perebutan kekuasaan dan pengaruh.
Serangan bom pertama kali dilaporkan oleh New York Times. UEA melakukan serangan tersebut,” kata salah seorang pejabat kepada AFP tanpa menyebut nama. Ditanya tentang kebenaran laporan itu, pejabat senior AS mengatakan “laporan itu akurat”. Dua pejabat itu juga menekankan AS tidak ambil bagian atau memberikan bantuan dalam serangan bom.

Selama ini serangan udara di wilayah itu cukup membingungkan karena Libya sendiri nyaris tidak memiliki kekuatan udara. Setelah Gadaffi digulingkan hampir seluruh pesawat yang ada tidak lagi beroperasi. (Baca: Su-24 Libya Aktif Lagi?)

Serangan udara pertama terjadi seminggu yang lalu, fokus pada sasaran di Tripoli yang dikuasai oleh milisi, termasuk depot senjata senjata kecil, menurut Times. Enam orang tewas dalam pemboman itu.  Serangan kedua dilakukan di daerah Selatan pada hari Sabtu menargetkan peluncur roket, kendaraan militer dan gudang. Penyerangan tersebut mungkin sebagai upaya agar milisi tidak menguasai Bandara Tripoli, namun pasukan milisi akhirnya menang dan tetap merebut kekuasaan itu meskipun serangan udara.(Baca: Pesawat Misterius Kembali Gempur Libya)
UEA selama ini menghabiskan dana miliaran dolar untuk membeli pesawat dan perlatan tempur canggih dari Amerika. Tapi itu masih belum jelas kenapa UEA menggelar operasi ini adan apakah telah memberi tahu Amerika jika akan melakukan serangan. Ketika didesak mengenai masalah ini, pejabat AS tidak bisa mengkonfirmasi bahwa Mesir dan Arab telah meninggalkan Washington untuk melakukan serangan tersebut.

Baik UEA maupun Mesir secara terbuka mengakui peran apapun dalam serangan udara.
Mesir, Arab Saudi dan Emirates melihat militan Islam di wilayah sebagai ancaman serius dan telah bekerja sama terhadap apa yang mereka lihat sebagai bahaya umum.

Sumber: The Guardian

Exit mobile version