
Iran mengatakan pihaknya telah menembak jatuh sebuah pesawat mata-mata tak berawak mata Israel yang sedang menuju situs pengayaan nuklir Natanz pada Minggu 24 Agustus 2014.
“Pesawat jatuh itu untuk menembus area nuklir terlarang di Natanz. Tapi menjadi sasaran rudal darat-ke-udara sebelum berhasil memasuki daerah tersebut,” kata kantor berita Iran, ISNA, mengutip pernyataan Pengawal Revolusi Iran.
Fasilitas Natanz adalah salah satu jantung sengketa lama antara Iran dan negara-negara yang percaya itu adalah mencari kemampuan senjata nuklir. Hal yang sudah berkali-kali dibantah Teheran.
Iran dan enam kekuatan dunia mencoba untuk bernegosiasi mengakhiri kebuntuan yang telah menyebabkan sanksi ekonomi merusak dikenakan pada Republik Islam. Israel, yang secara luas dianggap hanya memiliki senjata atom di Timur Tengah, menuntut Iran dilucuti dari semua teknologi nuklir.
Sementara Iran telah menuduh Israel dan sekutu-sekutunya di Barat membunuh ilmuwan nuklirnya dan menyerang situs nuklir dengan virus komputer. Israel selalu menolak berkomentar tentang tuduhan tersebut dan pada hari Minggu militer mengatakan tidak mengomentari laporan asing. Jika benar klaim Iran, maka kemungkinan pesawat yang ditembak jatuh adalah Heron buatan Israel yang mampu melakukan misi jangka panjang. Pada bulan Desember 2012, Iran mengatakan telah menangkap sebuah pesawat tak berawak AS ScanEagle, namun Amerika Serikat mengatakan pada saat itu tidak ada bukti untuk mendukung pernyataan tersebut. Pada Desember 2011, Iran mengatakan telah menangkap AS RQ-170 drone pengintai yang dilaporkan hilang oleh pasukan AS di Afghanistan.
Komandan Iran juga mengumumkan mereka telah mengurai teknologi dari pesawat dan reverse-engineering untuk industri pertahanan mereka sendiri.
Pada tahun 2010, fasilitas nuklir Iran terkena virus yang dikenal sebagai Stuxnet, yang secara luas diyakini telah dikembangkan oleh Amerika Serikat dan Israel, meskipun tidak ada pemerintah mengambil tanggung jawab untuk itu.
Sumber: Aljazeera
Comments are closed.