Lebih dari dua tahun setelah India memusatkan perhatian pada tempur Perancis Rafale jet-setelah disiksa 11 tahun proses seleksi menggantikan MiG-21 yang makin menua, konsorsium Eropa dipimpin Jerman yang merupakan runner-up dalam memperebutkan program ini ternyata belum menyerah. Di tengah ketidakpastian kontrak pengadaan dengan Rafale mereka kembali datang dan menggoda India dengan menawarkan Eurofighter Typhoon dengan harga lebih murah.
Pemerintahan Narendra Modi dikabarkan sedang mempelajari usulan Jerman tersebut. Meski Hindustan Aeronautics Ltd (HAL) telah negosiasi dengan Dassault Perancis, pembuat Rafale, untuk menyelesaikan kesepakatan produksi pesawat Rafale di India dengan sistem transfer teknologi. Masalah yang menjadikan pengadaan pesawat tempur tersebut belum juga bisa dilaksanakan karena Prancis masih menolak syarat tersebut. Selain juga harga yang mahal.
Perwakilan dari pemerintah Jerman bertemu dengan para pemimpin India pada bulan Juni untuk menawarkan kembali pesawat mereka dengan harga lebih miring. Dalam tawaran baru itu Jerman dapat menurunkan total nilai kontrak oleh Rs.20,000 dengan durasi 10 tahun. Diskon besar ini pun mau tidak mau menggoda India yang kemudian sepakat untuk membahasnya.
Harga yang ditawarkan total seluruh pesawat adalah 10,5 Miliar Euro. Lebih murah sekitar 1 miliar Euro dibandingkan tawaran Prancis untuk Rafale. Tawaran Jerman ini memunculkan keraguan atas masa depan kesepakatan Rafale yang belum juga menemui titik temu. Namun, sejumlah ahli menilai sulit untuk Eurofighter untuk kembali di persaingan karena kurangnya ketentuan renegosiasi. “Saya tidak melihat kemungkinan prosedural atau politik untuk perubahan. Pemerintah tentu bisa melakukan apa saja yang diinginkan tetapi tidak akan praktis dan tidak bijaksana. Ini juga akan sulit dan memalukan bagi Pemerintah di depan Perancis,”kata Amit Cowshish, pakar Studi dan Analisis Pertahanan India.
India juga harus berurusan dengan tekanan dari Paris, mengingat bahwa negara itu telah menginvestasikan banyak dalam kesepakatan tersebut. Prancis adalah pemasok senjata terbesar ketiga di India termasuk kapal selam Scorpene dan up-grade Mirage 2000 armada. Sehingga pembatalan kontrak tentu akan membawa konsekuensi panjang.
Sumber: India Today